Recent

Tuesday, December 8, 2009

Mengenal diri, Mengenal Tuhan

Anda menyukai sebuah karya seni? ambil contoh sebuah lukisan, bagi orang kebanyakan sebuah lukisan yang bagus adalah lukisan yang enak dipandang mata. semakin sesuai dengan kenyataan maka semakin hebat pelukisnya. semakin natural semakin dipuji. seseorang yang menyaksikan sebuah lukisan indah namun ia bukan penggemar seni atau bukan orang yang bisamemberikan apresiasi seni, maka ia hanya berdecak kagum, lalu berlalu. berbeda dengan orang yang tahu arti keindahan sebuah lukisan, meskipun abstrak. ia akan berdiri beberapa lama didepan lukisan, lalu bergeser kesamping, maju atau mundur. diamatinya beberapa lama sambil menggut-manggut. kadang kepalanya dimiringkan ke kiri atau ke kanan mencari angel yang tepat. begitulah, seseorang mengapresiasikan sebuah karya seni.

A. Indra
Manusia hidup di dunia dilengkapi dengan pancaindra. dengan mata, kita bisa melihat ada berbagai macam warna-warni keindahan dunia. meskipun warna dasar cuma ada tiga, merah, kunign dan biru namun kombinasinya bisa mencapaimiliaran warna. kita akan saksikan demikian indahnya alam ini dengan warna-warni. melalui program pengolah gambar, corel draw! misalnya, kita akan mendapatkan kombinasi warna di layat komputer yang tiada terhingga.
Dari indra kita juga mengenal ukuran. ada berat, jarak. kecepatan, waktu, dan sebagainya. kita juga mengenal sifat (feeling) seperti rasa takut, berani, cemas, riang, dan sebagainya. rasa (taste) yang kita kenal, seperti pahit, manis, asam, pedas, dan hambar. semua itu adalah pancaran daya serap indra yang dimiliki oleh manusia untuk mengenali potensi dan lingkungan. pada binatang tingkat rendah mereka di anugerahi "tentacle" (alat penangkap) atau sensor-sensor yang berfungsi untuk mengenali dan mengidentifikasi lingkungannya. sensor itu mendekati semua objek dan menyatakan kepada tubuhnya apakah benda yang diendus tersebut aman atau berbahaya.
pada awalnya indra pada manusia memang berfungsi sebagai sensor semata. namun, karena manusia dibekali akal yang mempunyai sifat selalu ingin tahu, maka dikembangkanlah pengndraanya untuk bernalar. ada yang mendapat secara langsung dari pengalaman, ada yang diberi tahu oleh orang lain atau melalui metode pengamatan. dalam bukunya pengantar ke filsafat sain, Andi Hakim Nasoetion menjelaskan bahwa seorang anak kecil yang kebetulan meraih kain penutup meja tiba-tiba mendapatkan pengalaman bagaimana caranya mendapatkannya. kalau ia ingin meraihnya cukup cukup dengan menarik taplak meja saja. di pedesaan ada seorang anak menderita sakit mata adakalanya ibu atau bapaknya mencoba untuk mengobatinya denga menjilati mata anaknya yang sakit itu. pengalaman turun menurun mengajari mereka bahwa tindakan seperti itu dapat menyembuhkan penyakit mata yang bernanah. mereka tidak sadar bahwa hal itu dapat terjadi karena di dalam air liur ada zat yang menghambat perkembangan bakteri yang menimbulkan nanah.
Manusia selalu mempunyai rasa ingin tahu karena Allah SWT adalah Zat Yang Maha Mengetahui. sebagamana hadits yang dikutip Al-Ghazali dalam buku terkenalnya Kimia Kebahagiaan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan manusia dalam kemiripan dengan diri-NYA sendiri". rasa ingin tahu manusia tersebut menghasilkan pengetahuan. masih dicontohkan Andi Hakim, kalau sebutir padi dikecambahkan pada lumpur yang digenangi air, gabah itu akan menumbuhkan daunnyatermebih dahulu. akan tetapi kalau butir padi itu dikecambahkan pada tanah yang tidak digenangi air, yang tumbuh terebih dahulu adalah akarnya. baru kemudian daunnya yang tumbuh.

B. Ilmu
Semua contoh penalaran tersebut menunjukkan bahwa ada dorongan rasa ingin tahu pada manusia. semuanya ditemukan atas dasar naluri keingintahuan melalui pengamatan. akan tetapi, semua kumpulan pengetahuan yang ditemukan berdasarkan naluri ingin tahu itu bellum termasuk ilmu pengetahuan atau sains. karena setelah pengetahuan itu ditemukan tetapi yang meneukannya berhenti disitu saja, dan tidak berkeinginan untuk berusaha mencari keterangan mengapa hal-hal itu terjadi. itulah perbedaan antara ilmu pengetahuan (knowledge) dan sains (science). hanyalah setelah setelah memahami prinsip dasar, bahwa didalam pisang raja yang bekerja menagkal diare, dan kemudian dapat mengatakan bahwa bahan-bahan lain mengandung zat yang sama, juga dapat digunakan sebagai pengganti pisang raja untuk keperluan yang sama, baru dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh itu sudah mengandung unsur-unsur ilmu pengetahuan.
Manusia terus menata dan menyusun pengetahuan-pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan. mulai dari alam sekitar disekelilingnya sampai alam jagat raya seperti perhitungan peredaran planet-planet. semua itu menunjukka keteraturan. tidak mungkin semua itu terjadi begitu saja dengan sendirinya. tidak mungkin semua itu tanpa ada yang enciptakan dan mengaturnya. disitulah manusia menemukan Sang Maha Pencipta. namun demikian untuk menemukan Tuhan tidak harus menjadi profesor atau pakar terlebih dahulu, keberadaan Tuhan dapat disaksikan dimana saja, asal kita temui ciptaan-NYA, salah satunya manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, tidak salah Rasulullah SAW bersabda : "Siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya".
mengenal diri tidak sekedar mengenal identitas. tidak sekedar mengenal diri, misalnya saya seorang pria berusia lima puluh tahunan, berambut putih, mata belok, kulit sawo matang, pendidikan sarjana dan lain sebagainya. juga bukan sekedar mengenal tentang sifat-sifat yang dimilikinya seperti saya orang yang suka marah, pendiam, suka warna merah dan lain sebagainya. pengenalan diri seorang manusia lebih dari itu.
Pengetahuan tentang diri yang utama adalah perenungan tentang siapakah kita, dari mana asal kita, untuk apa kita berada di dunia yang fana ini dan akan kemana setelah kita meninggal nanti. itulah pertanyaan dasar yang harus dipecahkan oleh diri seseorang, yang insya Allah setiap manusia akan merasakannya. sebab Alah SWT dengan anugerah akal kepada manusia telah memberikan beban (taklif) berpikir bagi manusia dewasa untuk mencari kebenaran. dengan kemampuan berfikir maka manusia akan menemukan Tuhannya.
Mengenal jiwa atau hati dalam diri manusia adalah hal yang hakiki. pada diri manusia ada sisi watak kebinatangan, ada watak setan dan ada watak malaikat. ketiganya bertarung untuk mendapatkan posisi yang dominan dalam dirinya. pekerjaan hewan hanyalah makan, tidur, dan berkelahi. watak setan sering mengobarkan kejahatan, permusuhan, akal bulus dan kebohongan. sementara watak malaikat selalu melakukan perenungan akan keindahan Tuhan. dalam perjuangan hidup, mau tak mau sifat dan watak tersebut tidak sama sekali hilang, namun tugas manusia untuk meminimalisasikan hewan dan setannya serta meningkatkan watak kemalaikatannya.

C. Iman
Pengenalan inilah yang akan melahirkan iman yang hakiki. seorang muslim yang menemukan Tuhannya dalam perenungan alam semesta, terasuk dirinya sendiri, akan kokoh imannya. itulah mengapa ketika ayat Al-Imran turun, Rasulullah SAW menangis sampai air matanya membasahi tanah tempat beliau sujud. Bilal menyapa Rasulullah pagi-pagi dengan heran, "Wahai Rasulullah, bukankah dosa-dosamu telah diampuni. mengapa engkau mengangis?", Rasulullah SAW menjawab: "Bukankah aku sebagai hamba yang bersyukur? tadi malam telah turun ayat Ali Imran, Inna fi khalqis samaawaati...(celakalah orang yang membacanya tetapi tidak mau merenungkannya)."
Seorang muslim yang mencapai keimanan yang hakiki perilakunya akan berbeda dengan yang lain. dari keimanannya tersebut akan terpancar tingkah laku dan perbuatan yang merefleksikan sifat-sifat Tuhannya. sifat Asmaul-Husna yang 99 mengejawantahkan dirinya. aktivitasnya akan menyuburkan sekelilingnya. sehingga semua orang akan merasakan manfaat kehadirannya. orang semacam inilah yang disebut Rasulullah SAW sebagai sebaik-baik manusia, "Khairunnas man yanfa'unnas" (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain).

D. Ihsan
Amal seseorag yang imannya kuat adalah amal yang ihsan. ihsan artinya amal yang dilandasi niat yang baik (Lillahi ta'ala) dan sesuai dengan tuntunan-NYA. sebagai refleksi diri-Nya, manusa berjalan dan bertingkah laku menyesuaikan kehendak dan aturan-aturan-NYA. ihsan dalam pengertian lain yaitu amal perbuatan yang dilakukan seorang mukmin dengan sangat serius dan hati-hati karena setiap saat Tuhan mengawasinya. sebagaimaa sabda Rasulullah SAW, "Beramal seolah-olah melihat Tuhan, kalau tidak bisa maka seolah Tuhan melihat dan mengawasi kita".
Amal seorang yang ihsan memancarkan cahaya Ilahiah. namun demikian, bukan tidak berarti tanpa cacat. setan akan terus-menerus memperlihatkan nafsu serta ambisinya menjatuhkan seseorang ke jurang nista. amal ihsan kadang-kadang akan dibuat atau diselewengkannya dengan tujuan lain. itulah mulai timbul benih-benih riya' (pamer), ingin dipuji. oleh karena itu, tidak boleh tidak, amal yang ihsan harus selalu ikhlas.

E. Ikhlas

Keikhlasan dalam beramal yang ihsan merupakan puncak amal perbuatan manusia. Imam Ghazali pernah berkata, "Semua manusia akan rusak, kecuali orang yang berilmu. orang yang berilmu pun akan rusak, kedcuali orang yang beramal. orang yang beramal pun akan rusak kecuali orang yang ikhlas".
Manusia yang mengenal Tuhannya tidak akan takut dengan was was setan. ibarat seseorang mau memasuki sebuah rumah, didepan pintu sudah menghadang seekor anjing galak menyalak-nyalak. bagi orang tidak kenal atau tahu caranya maka akan berlari ketakutan. sementara orang yang sudah kenal dengan tuan rumah akan tenang dan menuju ke pintu pagar untuk memencet bel. sang tuan rumah akan keluar rumah dan menyambut serta menyuruh sang anjing untuk diam. demikian pula dengan kita manusia, Allah SWT akan membukakan pintu buat kita apabila sudah mengenal-NYA. mulailah dengan mengenal diri sendiri. dengan (5 i) diatas, Insya Allah hidup akan meenemui khusnul khatimah, yaitu indra yang menghasilkan ilmu, ilmu yang menghasilkan iman, iman yang menghasilkan ihsan, serta ikhlas dalam menjalankan amal. Insya Allah.

0 komentar:

Post a Comment