Recent

Syeikh Abul Hasan Asy Syadzili : Tentang "Siksaan"

Siksaan itu terdiri dari empat macam : 1. Siksaan melalui adzab. 2. Siksaan melalui hijab. 3. Siksaan melalui pengekangan , dan 4. Siksaan ...

Gus Dur : Tentang tasawuf dan Wihdatul Wujud (Manunggaling kawula lan Gusti)

Di dalam sebuah buku, Alwi Shihab pernah memaparkan bahwa penyebaran Islam di Negeri ini dilakukan antara lain oleh kaum Ulama pesantren.

Dari Mujahadah ke Muraqabah, sampailah pada Musyahadah

Mujahadah : Berjihad menumpas hawa nafsu yang menghalangi jiwa untuk dekat kepada Allah Ta’ala. Muraqabah : Memperhatikan gerak-gerik hati,...

Kita sering merasa yakin, tahukah apa itu "Yakin"?

Dan diantara tanda-tanda Ulama’ Akhirat itu ialah sangat bersungguh-sungguh menguatkan keyakinan. Karena keyakinan itu adalah modal Agama....

Menjadi Manusia Yang Manusiawi

Maksud dari kalimat "Manusia yang manusiawi" adalah menjadi manusia yang baik dan benar, serta manusia yang benar dan baik.

Saturday, October 31, 2015

Aku Bisa (Tentang Sebab dan Akibat)

Tuhan...
Seberapapun kuatnya diriku, aku tetap dalam genggaman kekuasaan-Mu.
Aku hanya berusaha...
Aku bisa bukan karena kekuatanku,
Aku bisa bukan pula karena kepintaranku,
Aku bisa bukan karena aku ini hamba yang hebat...

Semua itu karena Kau telah memudahkan jalanku, namun seringkali tanpa sadar aku merasa bahwa aku bisa. Yang artinya...ketika itu aku telah melupakan-Mu, melupakan segala pertolongan-Mu.

Engkau tempatkan sebuah akibat setelah adanya sebab. Sungguh sebuah perintah yang halus bagi diriku untuk terus berusaha, dan semua itu kembali lagi...
Bahwa Seberapapun kuatnya diriku, aku tetap dalam genggaman kekuasaan-Mu.
Engkau Maha Kuasa menimbulkan sebab tanpa diiringi akibat seperti halnya ketika Nabi Ibrahim As yang dibakar oleh kaum quraisy, namun Engkau justru mendinginkan tubuhnya.
Engkau juga Maha Kuasa mendatangkan akibat tanpa adanya sebab seperti halnya Ibunda Maryam yang mengandung tanpa sebab disetubuhi oleh siapapun.

Maka sungguh...
Tanpa kekuasaan-Mu,
tanpa keagungan-Mu...
"Aku ini tidak bisa berbuat apa-apa"

Aku hanyalah setetes air, dan jika di hadapan Matahari...bisa apa aku.? Apa yg pantas kubanggakan.? Apa yang pantas disombongkan dari setetes air tersebut melainkan yang ada hanyalah kebinasaan. Hilang tanpa bekas.
Lantas masihkah aku pantas berkata "Aku Bisa"

Menjadi Manusia Yang Manusiawi

Maksud dari kalimat "Manusia yang manusiawi" adalah menjadi manusia yang baik dan benar, serta manusia yang benar dan baik. 
Perlu kita ketahui bahwasannya suatu hal yang benar belum tentu sudah baik, pun begitu sebaliknya sesuatu yang baik juga belum tentu sudah benar. 

dunia hati

Perhatikan cuplikan percakapan berikut:
Si A: (berjalan dari arah utara)
Si B: "Pagi mas, dari mana?"
Si A: "Dari utara"
Si B: "Oh, mau kemana atuh mas.? :) "
Si A: "Ya mau ke selatan lah"

Benar? Memang jawabannya benar. Baik? Sudah barang tentu tidak baik sebab Si B yang hanya sekedar ingin basa basi menyapa agar terlihat lebih harmonis akan terluka perasaannya. 

Contoh lagi perhatikan peristiwa berikut:
Si A mempunyai tetangga yang bisa dikatakan lebih miskin dari dirinya, dan Si A ingin sekali bersedekah pisang goreng (sebab saat itu istri Si A kebeteulan baru saja menggoreng pisang). Namun cara Si A bersedekah itu dilemparkan tepat di depan si miskin. Kita semua tahu bahwa bersedekah itu suatu hal yang sangat baik, namun jika caranya seperti itu sudah pasti tidak benar.

Nah, dari kedua cerita tersebut diatas sudah bisa kita simpulkan bahwa sesuatu yang benar itu belum tentu sudah baik, pun begitu sebaliknya. Jika kita bisa menyatukan keduanya, benar dan baik serta baik dan benar maka saat itulah kita telah menjadi manusia dengan jiwa yang fitrah (Fitri). Jadi, makna sebenarnya dari kata fitri adalah jiwa yang baik dan benar serta benar dan baik, saat itulah kita juga telah menjadi manusia yang manusiawi. Dari sini mungkin anda akan teringat sesuatu yang seringkali kita rayakan bersama-sama yaitu Idul Fitri. Bersilaturrahmi dan saling memaafkan adalah salah satu bentuk sifat manusiawi pada diri manusia. 

Jadi, mari kita semua selalu berbuat baik kepada sesama dan lakukanlah perbuatan baik tersebut dengan benar.