Recent

Syeikh Abul Hasan Asy Syadzili : Tentang "Siksaan"

Siksaan itu terdiri dari empat macam : 1. Siksaan melalui adzab. 2. Siksaan melalui hijab. 3. Siksaan melalui pengekangan , dan 4. Siksaan ...

Gus Dur : Tentang tasawuf dan Wihdatul Wujud (Manunggaling kawula lan Gusti)

Di dalam sebuah buku, Alwi Shihab pernah memaparkan bahwa penyebaran Islam di Negeri ini dilakukan antara lain oleh kaum Ulama pesantren.

Dari Mujahadah ke Muraqabah, sampailah pada Musyahadah

Mujahadah : Berjihad menumpas hawa nafsu yang menghalangi jiwa untuk dekat kepada Allah Ta’ala. Muraqabah : Memperhatikan gerak-gerik hati,...

Kita sering merasa yakin, tahukah apa itu "Yakin"?

Dan diantara tanda-tanda Ulama’ Akhirat itu ialah sangat bersungguh-sungguh menguatkan keyakinan. Karena keyakinan itu adalah modal Agama....

Menjadi Manusia Yang Manusiawi

Maksud dari kalimat "Manusia yang manusiawi" adalah menjadi manusia yang baik dan benar, serta manusia yang benar dan baik.

Friday, October 28, 2011

Imam Al-Ghazaliy: Tentang Hakikat Kemuliaan Akal

Mungkin telah banyak kita ketahui tentang akal, dan perlu kita tahu bahwa pembahasan kali ini bukanlah bermaksud untuk mempersulit kejelasan tentang akal itu sendiri.

Akal adalah tempat bersandar-nya ilmu yang pertama kali sebelum ilmu itu masuk ke hati seseorang dan ter-patri disana, tempat terbit dan sendi dari ilmu. bagaimana bisa akal itu tidak mulia sedangkan ia adalah jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. sedangkan hewan dalam kepicikan tamyis-nya (sifat hewan dalam membedakan sesuatu) merasa kecut terhadap akal. sehingga seekor hewan yang bertubuh besar sekalipun, yang punya keberanian luar biasa dan bertenaga kuat, apabila melihat manusia lalu merasa kecut (ciut) dan takut karena dirasakan-nya manusia itu akan menggagahinya, karena keistimewaannya manusia, memperoleh hela dan daya upaya.

Dari itu, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Seorang Syeikh (kepala) pada kaumnya adalah seperti Nabi pada umatnya." bukan karena Syeikh itu banyak hartanya, besar tubuhnya dan lebih kekuatannya, tetapi karena pengelamannya yang lebih sebagai hasil dari akalnya. oleh karena itu pula, ketika kebanyakan orang yang ingkar akan membunuh Rasulullah SAW, maka tatkala pandangan mereka jatuh pada Nabi SAW dan gemetar dengan sinar wajah beliau yang mulia, lalu timbullah ketakutan dihati mereka. kelihatan kepada mereka suatu yang bersinar gilang gemilang atas keelokan wajah beliau dari Nur keNabian. meskipun itu adalah suatu kebatinan dalam diri Rasulullah SAW sebagaimana kebatinan akalnya.

Kemuliaan akal dapat diketahui dengan mudah. hanya maksud kami disini hendak membentangkan hadits-hadits dan ayat-ayat yang menyebutkan kemuliaan akal tersebut.

Allah Ta'ala menamakan akal itu dengan "nur" dalam firman-Nya: "Allah Ta'ala pemberi nur bagi langit dan bumi. bandingan nur-Nya adalah seperti satu kurungan pelita yang didalamnya ada pelita..." (S. An Nur, ayat 35).

Dan Allah Ta'ala menamakan ilmu yang diperoleh dari akal itu dengan sebutan ruh, wahyu dan hidup. Berfirman Allah Ta'ala: "Begitulah Kami wahyukan kepada engkau ruh itu dengan perintah Kami." (S. Asy Syura, ayat 52).
"Apakah orang-orang yang sudah mati, kemudian Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, dengan itu dia dapat berjalan ditengah-tengah manusia." (S. Al An'am, ayat 122).

Kalau Al-Qur-an menyebutkan An-Nur (cahaya) dan Adh-Dhulmah (gelap) maka maksudnya adalah ilmu pengetahuan dan kebodohan, seperti firman-Nya: "Dikeluarkan mereka oleh Tuhan dari kegelapan (kebodohan)kepada nur-cahaya (ilmu pengetahuan)." (S. Al Baqarah, ayat 257). dan bersabda Nabi Muhammad SAW: "Wahai manusia ! pakailah akal untuk mengenal Tuhanmu, nasehat-nasehatilah dengan menggunakan akal, niscaya kamu ketahui apa yang diperintahkan kepadamu dan apa yang dilarang! ketahuilah bahwa akal itu menolong kamu untuk mengenal Tuhanmu! ketahuilah bahwa orang yang berakal itu orang yang menta'ati Allah Ta'ala, meskipun mukanya tidak cantik, dirinya hina, kedudukannya rendah dan bentuknya buruk. dan orang yang bodoh ialah orang yang mendurhakai Allah Ta'ala, meskipun mukanya cantik, dia orang besar, kedudukannya mulia, bentuknya bagus, lancar dan pandai berbicara. beruk dan khinzir lebih lebih berakal disisi Allah Ta'ala dari pada orang yang mendurhakai-Nya. engkau jangan tertipu dengan pernghormatan penduduk dunia kepadamu, sebab merek termasuk orang yang merugi."

Bersabda Rasulullah SAW: "Yang pertama dijadikan Allah Ta'ala ialah akal, maka berfirman Allah Ta'ala kepadanya: Menghadaplah! lalu menghadaplah ia. kemudian Allah Ta'ala berfirman: Membelakanglah!lalu membelakanglah ia. Kemudian Allah Ta'ala berfirman: Demi kemuliaan-Ku dan demi Kebesaran-Ku! Tidak aku jadikan suatu makhluk pun yang lebih mulia disisiKu selin engkau. dengn engkau Aku mengambil, dengan engkau Aku memberi, dengan engkau Aku memberi pahala, dan dengan engkau Aku memberi siksaan."

Andai kita bertanya, jika akal itu adalah sifat, maka bagaimanakah ia dijadikan sebelum tubuh dan jika ia zat, maka bagaimanakah zat itu berdiri sendiri dan tidak berpihak.?

Perlu kita tahu bahwa ini adalah sebagian dari ilmu mukasyafah, maka tidaklah layak diterangkan dengan ilmu mu'amalah. sedangkan maksud kami diatas adalah menerangkan akal dari segi ilmu mu'amalah.

Wednesday, October 26, 2011

Fatwa-fatwa para sufi

Fatwa Syaikh Hasan Basari RA
1. Seandainya tidak ada Wali Abdal niscaya bumi beserta isinya akan runtuh, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Wali Abdal itu berjumlah 40 orang laki-laki, 22 berada di negeri Syam, dan 18 orang berada di nagara Iraq, disaat salah satu dari mereka meninggal maka Allah Ta'ala memberikan penggantinya ketika datang suatu perintah Allah Ta'ala, maka mereka semua dimatikan, disaat itu datanglah hari Qiamat."
2. Seandainya tidak ada orang-orang shaleh niscaya orang-orang yang berbuat kemaksiatan akan celaka. Maka muliakanlah orang-orang yang shaleh, kapanpun dan dimanapun meraka berada.
3. Seandainya tidak ada Ulama' niscaya seluruh manusia akan berbuat (bertingkah) seperti binatang.
4. Seandainya tidak ada penguasa, niscaya sebagian rakyat akan merusak sebagian rakyat yang lain.
5. Seandainya tidak ada agin, niscaya segala sesuatu di bumi ini akan berbau busuk.

Fatwa Shahabat Ali Karamallahu waj-hah
Shahabat Ali Karamallahu waj-hah bersabda:
"Agama dan dunia tidak akan henti-hentinya berdiri tegak selama 4 perbuatan masih dijalankan, yaitu:
1. Selama orang tua tidak bakhil.
2. Selama para Ulama' mau mengamalkan ilmunya.
3. Selama orang-orang bodoh tidak takabur dari perkara yang tidak mereka ketahui.
4. Selama orang faqir tidak menjual akhiratnya (tidak meninggalkan agamanya untuk mencari dunia)."

Fatwa Syaikh Muhammad Bin Ahmad RA tentang Nabi Yahya AS
Muhammad Bin Ahmad RA mejelaskan firman Allah Ta'ala yang berbunyi:
"Menjadi pemimpin, orang yang banyak menahan diri, menjadi Nabi dari keturunan orang-orang shaleh."
Kemudian Syaikh Muhammad berkata:
Allah Ta'ala menyebut Nabi Yahya AS dengan nama Saiyid sedangkan ia adalah hamba Allah Ta'ala karena Nabi Yahya AS telah mampu mengalahkan empat perkara, yaitu:
1. Mampu mengalahkan hawa nafsunya.
2. Mampu mengalahkan iblis.
3. Mampu mengalahkan lisannya.
4. Mampu mengalahkan kemarahannya.

Fatwa Syaikh Ahnaf Bin Qais RA
Beliau berkata:
1. Tidak ada ketenangan bagi orang-orang yang hasud.
Sebagaimana fatwa Abdul Mu'thi As Salawya dari gurunya yang bernama Al Badar RA, yaitu bahwa orang yang hasud akan tertimapa lima kerusakan;
- Hina.
- Kesedihan yang berkepanjangan.
- Tidak mendapatkan pintu taufik.
- Mendapatkan musibah yang berkepanjangan yang tidak ada pahalanya.
- Mendapatkan siksa yang amat berat dari Allah Ta'ala.
Demikian juga Ali AL Mawardi berkata:
"Hakikat hasud ialah merasakan kesedihan yang amat sangat, sedangkan hakikat Al Munafasah ialah ingin memiliki keutamaan yang dimiliki orang lain."

2. Tidak mempunyai muru'ah (harga diri) bagi pembohong. Muru'ah ialah selalu menjaga sopan santun, perilaku baik sehingga tidak nampak kejelekan yang disengaja dan tidak berbuat kesalahan yang tercela.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Barangsiapa bergaul dengan orang lain tanpa pernah mendzalimi mereka, bercerita kepada mereka tanpa membohongi mereka, berjanji kepad mereka tanpa pernah mengingkari maka ia tergolong orang yang sempurna muru'ahnya, jelas sifat keadilannya. sedangkan menjalin tali persaudaraan dengannya adalah suatu kewajiban."

3. Tidak ada rekayasa bagi orang yang bakhil.
Sedangkan batasan orang dermawan ialah menyerahkan sesuatu yang masih dibutuhkan ketika ada hajat dan mendatangkan kepada orang yng berhak menerimanya sekira ia mampu, maka orang yang berada pada batasan tersebut dinamakan karim (orang yang dermawan) sekaligus patut untuk dipuji. sedangkan orang yang tidak sampai pada batasan tersebut dinamakan bakhil sekaligus berhak untuk dicela.

4. Tidak ada keinginan untuk memenuhi janjinya bagi para penguasa, karena mereka tidak memliki rasa malu dan takut terhadap rakyat.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Ada dua golongan dari umatku jika mereka baik maka umat akan baik, yaitu pemerintah dan Ulama'."

5. Tidak ada kehormatan bagi orang yang berakhlak buruk, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Akhlak yang buruk adalah suatu kejelekan sedangkan sejelek-jeleknya kalian adalah orang yang paling buruk akhlaknya."
"Sesungguhnya akhlak yang buruk dapat merusak amal sebagaimana cuka yang dapat menghilangkan manisnya madu."


6. Tidak ada yang mampu menghindar dari takdir Allah Ta'ala.

Friday, October 21, 2011

Mengenal Lebih Dekat Tentang 4 Macam Rizki

Akan semakin kuat rasa Tawakkal kita dengan mengetahui macam-macam rizki, dan perlu kita tahu bahwa rizki itu ada empat macam, yaitu:
1. Rizki Madlmun
2. Rizki Maqsum
3. Rizki Mamluk
4. Rizki Mau'ud


Rizki Madlmun
Yaitu rizki yang dipergunakan untuk penguat dan apa yang menyebabkan tubuh bisa bergerak, tanpa sebab-sebab lain. tanggungan Allah Ta'ala adalah untuk rizki semacam ini. orang wajib tawakkal menghadapi madlmun ini, berdasarkan dalil akal dan dalil syara'. karena, Allah ta'ala membebani kita supaya berkhidmat dab tha'at kepada Allah Ta'ala, dengan mempergunakan badan kita. jadi, Allah Ta'ala pasti menanggung apa yang bisa mencegah kerusakan badan, agar kita dapat melakukan apa yang dibebankan Allah Ta'ala kepada kita.

Sebagian Ulama madzhab Kiramiyah berkata dengan perkataan yang bagus menurut asalnya, "Menanggung rizki para hamba itu wajib, pada kebijaksanaan Allah Ta'ala, karena tiga hal, yaitu:
1. Allah Ta'ala itu sayid (Majikan/Tuan), sedangkan kita semua adalah budak. majikan tentu mencukupi makanan budak, seperti halnya budak wajib melayani majikannya.

2. Allah Ta'ala menciptakan para hamba, sedangkan para hamba membutuhkan rizki dan Allah Ta'ala tidak menjadikan jalan bagi mereka untuk mencari rizki (karena para hamba tidak mengetahui apa rizki mereka, dimana tempatnya, dan kapan datangnya), agar mereka mecari rizki itu sendiri di tempatnya dan dalam waktunya, agar mereka datang kepada rizki itu. jadi, Allah Ta'ala pasti mencukupi para hamba-Nya dalam masalah rizki dan Allah Ta'ala tentu mendatangkan para hamba itu kepada rizki mereka.

3. Allah Ta'ala itu membebani para hamba supaya berkhidmat, sedangkan orang yang mencari rizki adalah orang yang sibuk meninggalkan khidmat. jadi, Allah Ta'ala pasti mencukupi ongkos-ongkos hidup, supaya para hamba tekun berkhidmat kepada Allah T'ala".

Ini adalah ucapan orang yang tidak mengerti rahasia keTuhanan Allah Ta'ala. orang yang berkata bahwa Allah Ta'ala wajib memberikan rizki, adalah orang bingung. Guru Besar Imam Ghazali sudah menjelaskan kesalahan omongan atau iktikat semacam itu dalam ilmu kalam.

Rizki Maqsum
Yaitu rizki yang dibagikan oleh Allah Ta'ala dan ditetapkan oleh-Nya di Lauhil Mahfudh : apa yang dimakan hamba, apa yang diminum dan apa yang dipakai, masing-masing telah ditentukan Allah Ta'ala dengan ketetapan tertentu dan waktu yang tertentu pula, tidak lebih dan tidak kurang, tidak maju dan tidak pula mundur dari ketentuan menurut kenyataannya, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
"Rizki itu telah dibagi, lagi pula telah dibereskan. ketakwaan orang yang takwa tidak bisa menambah rizkinya dan kedurhakaan orang yang durhaka tidak akan mngurangi rizkiya".

Rizki mamluk
Yaitu rizki yang dimiliki oleh setiap hamba, yakni harta di dunia yang dimiliki menurut apa yang ditentukan Allah Ta'ala dan dibagikan Allah Ta'ala untuk dimiliki oleh hamba. itu adalah termasuk rizki Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman:
"Nafkahkanlah sebagian rizki yang telah kami berikan kepada kalian" --artinya: rizki yang diberikan Allah Ta'ala sebagai milik kalian.

Rizki Mau'ud
Yaitu rizki yang dijanjikan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya yang bertakwa, sengan syarat takwa, rizki yang halal tanpa kesukaran.
Allah Ta'ala berfirman:
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah Ta'ala, maka Allah Ta'ala pasati menjadikannya bisa bebas dari kesusahan serta kesulitan. dan Allah Ta'ala bakal memberikan rizki kepadanya rizki yang datangnya tanpa disangka-sangka".

Sampai disini dulu keterangan mengenai macam-macam rizki dan penjelasannya, kewajiban tawakkal hanyalah pada urusan rizki madlmun. mari kita pahami baik-baik keterangan diatas sebelum kita membahas tentang "Batasan-batasan Tawakkal" yang (Insya Allah) akan saya tulis dalam artikel berikutnya. Semoga Rahmat Allah Ta'ala selalu mengiringi kita.

Saturday, October 8, 2011

Syeikh Abul Hasan Asy Syadzili : Tentang "Siksaan"


Siksaan itu terdiri dari empat macam :
1. Siksaan melalui adzab.
2. Siksaan melalui hijab.
3. Siksaan melalui pengekangan
, dan
4. Siksaan melalui kerusakan, yaitu kerusakan rahasia batin dalam meraih tujuan.

Siksaan adzab, muncul dari arah pelanggaran hal-hal yang dilarang oleh Allah Ta'ala.

Siksaan hijab, muncul bagi ahli tha'at, yaitu bentuk siksaan yang muncul karena etika ketaatan yang buruk.
Banyak manusia yang masih tidak mempedulikan etika beribadah yang sopan, tidak disiplin dalam beribadah, tidak disiplin dalam bersuci, dan yang lebih parahnya lagi mash banyak manusia yang menghadap Allah Ta'ala dengan pakaian yang tak sopan. sadarlah bahwa itu juga merupakan siksaan bagi ahli ta'at.

Siksa pengekangan, muncul dari arah keteguhan (yang berguncang). kesadaran akan posisi kita sebagai hamba adalah salah satu penyebabnya, dari kurangnya kesadaran itu akan muncul niat yang kurang kuat (sungguh-sungguh), dari niat yang masih lemah itulah goyahnya hati akan mudah terjadi.

Siksa kerusakan, muncul dari arah memburu ketergesaan dan kegelisahanm yang kemudian (terkadang) mempengeruhi seseorang hingga merusak rahasia batin. di masa sekarang, sering kali suasana hati masih di dominasi oleh perasaan terhadap sesama manusia yang kemudian bisa meredupkan rasa cinta kita terhadap Allah Ta'ala.

Janganlah engkau tertutupi oleh kelebihan dari Yang Maha Memberi kelebiihan. aku bertanya, "Ya Tuhan, bagaimana ini.?" DIA menjawab, "Ketahuilah, sesungguhnya wujudmu telah mendahului ilmumu, dan syukur adalah ilmumu". sedangkan wujudmu mendahului apa yang tampak, merupakan anugerah kelebihan-Nya kepadamu. apabila engkau merasa lebih, berarti engkau tertutupi (ter-hijab) kelebihan dari Yang Maha Memberi kelebihan. namun jika engkau berada di sisi-Nya dan bersama-Nya, maka tak ad ayang mendahului maupun didahului.

Dan jika engkau sebagai penyaksi yang muncul dari wujudmu kepada wujud-Nya, berarti engkau tertutup oleh pengetahuan.
Janganlah doamu (yang membuat hajatmu/kebutuhanmu tercapai) menjadikan kegembiraanmu tanpa gembira terhadap munajat kepada Kekasihmu (Allah Ta'ala), sehingga menyebabkan engkau termasuk orang-orang yang terhalangi (ter-hijab).