Recent

Syeikh Abul Hasan Asy Syadzili : Tentang "Siksaan"

Siksaan itu terdiri dari empat macam : 1. Siksaan melalui adzab. 2. Siksaan melalui hijab. 3. Siksaan melalui pengekangan , dan 4. Siksaan ...

Gus Dur : Tentang tasawuf dan Wihdatul Wujud (Manunggaling kawula lan Gusti)

Di dalam sebuah buku, Alwi Shihab pernah memaparkan bahwa penyebaran Islam di Negeri ini dilakukan antara lain oleh kaum Ulama pesantren.

Dari Mujahadah ke Muraqabah, sampailah pada Musyahadah

Mujahadah : Berjihad menumpas hawa nafsu yang menghalangi jiwa untuk dekat kepada Allah Ta’ala. Muraqabah : Memperhatikan gerak-gerik hati,...

Kita sering merasa yakin, tahukah apa itu "Yakin"?

Dan diantara tanda-tanda Ulama’ Akhirat itu ialah sangat bersungguh-sungguh menguatkan keyakinan. Karena keyakinan itu adalah modal Agama....

Menjadi Manusia Yang Manusiawi

Maksud dari kalimat "Manusia yang manusiawi" adalah menjadi manusia yang baik dan benar, serta manusia yang benar dan baik.

Saturday, February 20, 2016

Perhiasan orang-orang yang berakal

Sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq RA bersabda:
Delapan perkara yang menjadi perhiasan bagi delapan perkara yang lain adalah:

- Menahan diri untuk meminta-minta merupakan perhiasan bagi orang yang faqir. Rasulullah SAW bersabda: "Pemberian orang mu'min di dunia adalah kefaqiran".
- Bersyukur merupakan perhiasan kenikmatan. Sebab bersyukur itu adalah penyebab terwujudnya nikmat yang tidak pernah hilang dan sebagai lantaran turunnya nikmat yang lain yang belum pernah dimilliki.

Perhiasan orang-orang yang berakal
Sumber gambar: allah-is-the-one.blogspot.com

- Kesabaran merupakan perhiasan suatu musibah. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda: "Kesabaran itu dapat menjadi penutup dari segala kesusahan dan penolong untuk segala kesulitan"
- Tawadlu' merupakan perhiasan bagi orang yang memiliki kedudukan mulia. Dan diantara tanda-tanda ketawadlu'an seseorang ialah senang merahasiakan jati dirinya dan mau menerima kebenaran dari orang lain baik dari mulia atau dari orang yang rendah.
- Sopan santun merupakan perhiasan ilmu.
Sebagaimana kisah ini: Pada suatu hari seorang jariah sedang membicarakan perihal Rasulullah SAW kemudian beliau mengetahuinya dan bertanya kepada jariah tersebut. "Engkau siapa?" jariah tersebut menjawab, "Putri seorang laki-laki dermawan yang bernama Hatim". Kemudian beliau bersabda "Kasihanilah pemuka kaum yang sudah direndahkan, kasihanilah orang kaya yang telah jatuh miskin dan kasihanilah orang alim yang disia-siakan diantara orang-orang bodoh".
- Merendahkan diri merupakan perhiasan orang yang mencari ilmu. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa keluar dengan tujuan menuntut ilmu maka Allah Ta'ala pasti akan membukakan pintu surga, dan para malaikat akan membentangkan sayap untuknya, serta para malaikat yang bertempat di langit juga ikan-ikan yang bertempat di laut memintakan ampunan untuknya." (HR. Abu Ya'lu).
- Meninggalkan kebiasaan menghitung-hitung perbuatan/amalnya merupakan perhiasan amal kebaikan itu sendiri.
- Khusyu' (hatinya selalu diliputi rasa ketakutan) merupakan perhiasan untuk mengerjakan shalat.

Tiga Nasihat Bagi Penuntut Ilmu

Al kisah: Suatu ketika ada seorang laki-laki dari kaum Bani Israil ingin keluar dari negaranya untuk menuntut ilmu di negara lain. Berita itu telah sampai pada Nabi Muhammad SAW, maka kemudian beliau mengutus seseorang untuk memanggil pemuda tersebut datang ke rumah beliau. Setalah pemuda itu sampai di tempat beliau, beliau bersabda kepada pemuda itu:

"Hai anak muda, sesungguhnya aku akan menasehatimu dengan tiga perkara. Tiga perkara itu adalah ilmunya orang-orang terdahulu dan orang-orang setelahnya, yaitu:
- Takutlah kamu kepada Allah Ta'ala disaat kamu sendiri dan disaat kamu bersama-sama dengan orang lain.
- Jagalah lisanmu ketika berkumpul bersama orang lain dan janganlah kamu berkata kepada mereka kecuali tentang kebaikan.
- Perhatikan makananmu yang akan engkau makan sehingga benar-benar dari hasil yang halal."

Mendengar nasihat dari Rasulullah SAW tersebut entah mengapa pemuda itu langsung megnurungkan niatnya untuk keluar ke negaralain sebab menuntut ilmu.


Nasihat Bagi Penuntut Ilmu
Sumber gambar: demamsinau.blogspot.com

Dari kisah tersebut, tergambar jelas bahwa tempat yang belum kita ketahui itu adalah tempat yang rawan bagi kita semua. Rawan dalam artian kita belum tentu bisa kuat dengan adat istiadat/kebiasaan orang-orang di negara lain yang bisa saja menggoyahkan iman seseorang. Dan juga kita belum tahu apakah makanan yang akan kita makan itu adalah halal atau haram, jika kita tidak tahu dengan jelas tentang semua kondisi di luar sana, maka sebaiknya kita berfikir dua kali terlebih dahulu.

Selain itu, masih banyak guru-guru di negara kita sendiri yang sebenarnya banyak menguasai ilmu-ilmu yang ingin kita pelajari. Hanya saja, keberadaan guru-guru bijak tersebut jarang sekali terekspose sehingga kita tidak mengetahuinya. Namun jika kita mempunyai keinginan kuat untuk menemukannya, Allah Ta'ala pasti akan memberikan jalan. Dan satu lagi yang perlu kita ingat baik-baik bahwa Guru terbaik, Guru dari segala guru adalah Allah Ta'ala sendiri.

Thursday, February 18, 2016

Merenungi Kematian dengan belajar dari pohon kelapa

Seperti yang kita sudah ketahui bahwa kematian tidak dapat diurutkan seperti halnya huruf abjad, mulai dari huruf A dan berakhir di huruf Z. Datangnya kematian tidak bisa urut dari yang tua terlebih dahulu kemudian yang muda akan dapat giliran belakangan.
Merenungi Kematian dengan belajar dari pohon kelapa


Jika saya boleh mengibaratkan, datangnya kematian itu sama halnya seperti sebuah pohon kelapa. Coba anda perhatikan baik-baik sebuah pohon kelapa. Ketika musim hama, maka bisa saja yang jatuh terlebih dahulu adalah buah kelapa yang masih sangat muda, dan ketika ada ibu-ibu yang sedang mengandung (hamil) maka yang akan dipetik terlebih dahulu adalah kelapa muda (dalam bahasa jawa sering dikenal sebagai degan) yang mana rasa air kelapanya masih sangat segar dan bagus untuk pertumbuhan bayi dalam kandungan. Bisa juga yang jatuh terlebih dahulu adalah kelapa yang sudah tua (kering), untuk yang satu ini sepertinya memang sudah waktunya jatuh.

Nah, dari proses buah kelapa mana yang jatuh terlebih dahulu tersebut sudah bisa kita pahami bahwasannya kematian juga akan seperti itu. Bisa yang muda terlebih dahulu, bahkan tak jarang pula anak-anak yang masih berusia belia atau malah ada yang masih bayi, bisa juga remaja terlebih dahulu, dan bisa juga yang tua.

Seandainya datangnya kematian itu urut dari yang tua terlebih dahulu kemudian menyusul berikutnya yang lebih muda, dan seterusnya hingga sampai yang paling muda, maka dunia akan rusak sejak dulu kala. Anda pasti bisa membayangkannya sendiri, bagaimana perilaku anak-anak kita jika datangnya kematian sudah bisa ditebak. Mereka pasti akan berkata "Tenang sajalah...bokap nyokap gue masih hidup kok, giliran gue berarti masih lama". Rusak sudah perilaku mereka.

Disitulah hikmah mengapa sebuah kematian adalah salah satu hal yang menjadi rahasia Ilahi dan tak seorangpun yang bisa menebak kapan datangnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu waspada, dan semoga Allah Ta'ala selalu meridloi jalan kita. Sekian saja segelintir pengetahuan tentang bagaimana kita bisa merenungi sebuah kematian agar bisa menjadikan diri kita seorang yang lebih bertaqwa lagi.