Recent

Thursday, February 18, 2016

Merenungi Kematian dengan belajar dari pohon kelapa

Seperti yang kita sudah ketahui bahwa kematian tidak dapat diurutkan seperti halnya huruf abjad, mulai dari huruf A dan berakhir di huruf Z. Datangnya kematian tidak bisa urut dari yang tua terlebih dahulu kemudian yang muda akan dapat giliran belakangan.
Merenungi Kematian dengan belajar dari pohon kelapa


Jika saya boleh mengibaratkan, datangnya kematian itu sama halnya seperti sebuah pohon kelapa. Coba anda perhatikan baik-baik sebuah pohon kelapa. Ketika musim hama, maka bisa saja yang jatuh terlebih dahulu adalah buah kelapa yang masih sangat muda, dan ketika ada ibu-ibu yang sedang mengandung (hamil) maka yang akan dipetik terlebih dahulu adalah kelapa muda (dalam bahasa jawa sering dikenal sebagai degan) yang mana rasa air kelapanya masih sangat segar dan bagus untuk pertumbuhan bayi dalam kandungan. Bisa juga yang jatuh terlebih dahulu adalah kelapa yang sudah tua (kering), untuk yang satu ini sepertinya memang sudah waktunya jatuh.

Nah, dari proses buah kelapa mana yang jatuh terlebih dahulu tersebut sudah bisa kita pahami bahwasannya kematian juga akan seperti itu. Bisa yang muda terlebih dahulu, bahkan tak jarang pula anak-anak yang masih berusia belia atau malah ada yang masih bayi, bisa juga remaja terlebih dahulu, dan bisa juga yang tua.

Seandainya datangnya kematian itu urut dari yang tua terlebih dahulu kemudian menyusul berikutnya yang lebih muda, dan seterusnya hingga sampai yang paling muda, maka dunia akan rusak sejak dulu kala. Anda pasti bisa membayangkannya sendiri, bagaimana perilaku anak-anak kita jika datangnya kematian sudah bisa ditebak. Mereka pasti akan berkata "Tenang sajalah...bokap nyokap gue masih hidup kok, giliran gue berarti masih lama". Rusak sudah perilaku mereka.

Disitulah hikmah mengapa sebuah kematian adalah salah satu hal yang menjadi rahasia Ilahi dan tak seorangpun yang bisa menebak kapan datangnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu waspada, dan semoga Allah Ta'ala selalu meridloi jalan kita. Sekian saja segelintir pengetahuan tentang bagaimana kita bisa merenungi sebuah kematian agar bisa menjadikan diri kita seorang yang lebih bertaqwa lagi.