Recent

Wednesday, May 12, 2010

"Kesederhanaan Uwais Al Qarni", (Seri : Kisah Para Sufi)

Bismillahi Ar Rahmaani Ar Rahiimi

JALUR KETURUNAN UWAIS AL QARNI
Uwais Al Qarni adalah seorang sufi yang lahir disebuah desa terpencil bernama Qaran di dekat Nejed, anak dari Amir, sehingga dia mempunyai nama lengkap Uwais bin Amir Al Qairani, karena beliau lahir dilahirkan di desa yang bernama Qaran, sehingga beliau lebih di kenal dengan sebutan Uwais Al Qarni. Dan para ahli sejarah tidak menceritakan tanggal dan tahun berapa beliau dilahirkan.

Dikalangan para sufi beliau dikenal sebagai seorang yang ta'at dan berbakti kepada kedua orang tua, dan kehiduapannya yang amat sederhana dan zuhud yang sejati, beliau juga dikenal sebagai orang sufi yang mempunyai ilmu kesucian diri yang amat luar biasa yang dilimpahkan Allah SWT kepadanya.

KEHIDUPAN UWAIS AL QARNI
Sejak kecil Uwais hidup dalam kehidupan keluarga yang ta'at beribadah, dan sejak kecil beliau tidak pernah mengenyam pendidikan dilembaga-lembaga pendidikan maupun pesantren, sejak kecil beliau hanya mengenyam dan memperoleh pendidikan dari orang tuanya sendiri.

Sebagai anak yang ta'at dan patuh kepada orang tua, Uwais giat bekerja sebagai penggembala untuk membantu orang tuanya. Karena sejak kecil beliau selalu bergaul dengan para penggembala dan waktu luangnya hanya dihabiskan untuk menggembala hewan-hewan milik tuannya, sehingga dirinya tidak banyak dikenal orang lain, kecuali para penggembala dan orang-orang yang ada disekitarnya.

KEISTIMEWAAN UWAIS AL QARNI
► Walaupun beliau tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, tetapi rohaninya selalu berhubungan.

► Pada hari kiamat nanti, dimana semua manusia akan dibangkitkan kembali, Uwais Al Qarni akan memberikan syafa'at kepada sejumlah manusia sebanyak domba yang dimiliki Rabi'ah dan Mundhar, demikian yang disabdakan Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab.

► Beliau adalah seorang sufi yang amat sederhana, takut dan ta'at pada Allah SWT, ta'at pada Rasulullah SAW dan kedua orang tuanya. Pada waktu siang hari beliau selalu giat bekerja, tetapi walaupun beliau pada siang hari giat bekerja, mulutnya selalu membaca istighfar dan membaca ayat-ayat Al Quran.

► Setiap hari beiau selalu dalam keadaan lapar dan hanya memiliki pakaian yang melekat pada tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa beliau hidup sangat sederhana sekali. Daan dalam kesederhanaan itu beliau selalu berdo'a kepada Allah SWT, "Ya Allah, janganlah ENGKAU siksa aku karena ada yang mati kelaparan dan jangan pula ENGKAU siksa aku karena ada yang kedinginan".

► Beliau selalu bersam Tuhan dan orang-orang yang lemah. Beliau dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang lemah dan membuat dirinya seperti mereka sebagaimana yang pernah diamalkan Rasulullah SAW.

Banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh seorang Uwais Al Qarni, hingga membuat Rasulullah SAW memerintahkan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk menemui Uwais sambil menyampaikan salam dari Rasulullah SAW.

Ketika Umar dan Ali berhasil menemui Uwais, terjadilah percakapan sebagaimana yang telah dituturkan oleh Abu Na'im Al Asfahani,
Umar ► "apa yang anda kerjakan disini.?"
Uwais ► "Disini saya bekerja sebagai penggembala"
Umar ► "Siapa sebenarnya anda ini.?"
Uwais ► "Saya adalah hamba Allah SWT
Umar ► "Semuanya sudah tahu, kita semua adalah hamba Allah SWT, izinkanlah kami mengetahui dan mengenal anda lebih dekat"
Uwais ► "Silahkan"

Umar dan Ali ► "Setelah kami perhatikan, kami mempunyai kesimpulan bahwa anda inilah orang yang pernah diceritakan Rasulullah SAW kepada kami, oleh karena itu berilah kami pelajaran dan do'akan kami agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat".
Uwais ► "Saya tidak mendo'akan seseorang secara khusus. Setiap hari kami elalu mendo'akan kepada seluruh umat Islam. Siapa sebenarnya anda berdua ini.?".
Ali ► "Beliau adalah Umar bin Khattab Amirul Mukminin dan saya adalah Ali bin Abi Thalib, kami berdua diutus Rasulullah SAW menemui anda dan menyampaikan salam dari Rasulullah SAW.
Uwais ► "Assalaamu 'alaikum wahai Amirul Mukminin dan wahai Ali bin Abi Thalib, semoga Allah SWT selalu memberi kebaikan kepada tuan berdua atas jasa-jasa tuan kepada umat Islam".
Umar ► "Berilah kami pelajaran yang bermanfaat wahai hamba Allah".
Uwais ► "Carilah Rahmat Allah SWT dengan ta'at dan mengikuti dengan penuh pengharapan dan takutlah tuan kepada Allah SWT."
Umar ► "Terima kasih atas pelajaran yang anda berikan pada kami yang sangat berharga ini. Dan kami telah menyediakan kepada anda seperangkat pakaian dan uang untuk tuan. Kami mengharapkan agar anda menerimanya."
Uwais ► "Terima kasih wahai Amirul Mukminin, kami tidak menolak dan juga tidak membutuhkan apa yang tuan awa. Upah yang saya terima 4 dirham itu sangat berlebihan, sehingga sisanya saya berikan kepada ibuku. Sehari-hari saya hanya memakan buah korma dan minum air putih dan sayaini belum pernah memakan makanan yang dimasak. Kurasakan hidupku ini seolah-olah tidak sampai pada petang hari dan kalau tiba petang hari saya tidak merasa sampai pada pagi hari. Hati saya selalu mengingat Allah SWT dan sangat kecewa kalau tidak sampai mengingat-Nya.

Ada beberapa pokok pelajaran dari seorang Uwais al Qarni agar manusia memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
"Seseorang akn memperoleh ketenangan dan ketenteraman jika hatinya selalu berdzikir kepada allah SWT dan tidak pernah terputus."
"Dan bahwa Hati itu hanyalah untuk Allah SWT, bukan untuk yang lainnya. Oleh karena itu kuasailah nafsu dan tundukkanlah secara penuh."

WAFATNYA UWAIS AL QARNI
Walaupun Uwais setiap hari selalu menyendiri dan tidak pernah berkumpul dengan orang lain, namun pada saat-saat tertentu seperti ketika ada panggilan jihad untuk membela dan mempertahankan agama Allah SWT, maka beliau ikut terpanggil bersama orang Islam lainnya untuk berperang membela kebenaran.

Ketika terjadi perang shiffin antara golongan Ali melawan golongan Muawiyah, Uwais berada pada golongannya Ali bin Abi Thalib. Ketika orang-orang Islam membebaskan daerah romawi, beliau ikut barisan tentara Islam, dan ketika kembali ditengah perjalanan beliau terserang penyakit dan meninggal pada tahun 39 H.

5 comments:

  1. ada yg mengatakan uwais meninggal saat perang siffin, bagaimana itu?

    ReplyDelete
  2. itu riwayat dari Syiah kayaknya. mereka juga punya riwayat tentang beliau.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Subhanalloh ....
    Sebelum baca artikel ini,tahun 2009 saya pernah mendengar kisah ini dari "seseorang"....

    ReplyDelete