Recent

Friday, December 25, 2009

KEMBALI PADA SEBUAH INTI

Kita terlahir dari kilauan kemegahan Tuhan dan mewarisi kebaikan dari bintang yang gemilang, bagai pesona merah delima di tengah-tengah granit dimana kita tak akan pernah bisa bersembunyi dan berbohong dari Allah SWT.


Kita sekarang adalah ruh suci yang terperangkap oleh tanah (Jasad). sebelumnya kita adalah ruh suci yang murni. jasad tidak akan pernah mendapatkan ruh sebelum ruh itu mau mengucapkan janji kepada Sang Pemberi Ruh (dua kalimat syahadat). kemudian ruh suci itu masuk ke dalam jasad hingga terbentuklah manusia yang utuh dengan membawa sebuah cinta suci kepada Allah SWT. itulah arti sebenarnya bahwa manusia tidak akan bisa hidup tanpa cinta. ruh akan menghidupkan akal dan membuat sebuah ruang yang biasa kita sebut sebagai "hati".

Tanah (Jasad), semakin lama bisa semakin kotor. lantas berapa lamakah kita akan terlepas dari jasad yang kotor dan hina? kita tak akan mampu menjawab. dan semakin lama kita biarkan jubah kita (jasad) itu kotor, maka ruh juga akan kotor. ruh yang kotor akan mengotori akal dan hati kita. kita tidak akan bisa mengenali diri kita sendiri hanya dari jasad kita, karena jasad begitu mudah untuk dibersihkan. kenali dari mana asal ruh kita, dari mana akal kita bisa bergerak untuk berfikir, dan dari mana hati kita bisa berfungsi untuk menerima, menyimpan, merasakan, berkeinginan, dan mengendalikan sesuatu yang kita inginkan.

Dari situ, sedikit banyak kita akan bisa mengenali diri kita, tergantung seberapa dalam kita tenggelam jauh ke dasar diri kita. jika kita hanya bisa mengenali diri kita hanya sampai pada jubah kita, orang lain pun juga akan melihat kita hanya dari jubah kita saja. begitu sebaliknya, jika kita mampu tenggelam jauh ke inti dari diri kita, orang lain pun juga bisa mengenali siapa dan bagaimana sebenarnya kita.

Keindahan jasad adalah lukisan yang menyelubungi segala keindahan hati, buka selubung itu dan masuk, kita akan melihat bahwa keindahan hati itu melebihi indahnya lukisan jasad. manusia tak akan bisa menjadi bijak jika segala sesuatu yang relatif terus saja kita jadikan pujaan.

Meski dalam bentuk kita adalah tanah, namun kita berasal dari ruh yang suci, dan terjadi karena kesejatian cinta yang suci.

0 komentar:

Post a Comment