Penafsiran sebuah kiasan tentang kehidupan masyarakat.
Kiasan tentang gua bisa dipandang sebagai kritik menyakitkan dalam kehidupan sehari-hari kita yakni berada dalam tekanan oleh kedangkalan, oleh bayangan dan bukan benda sesungguhnya. kebenaran dianggap sebagai segala sesuatu yang dikenali indera. kehidupan yang baik dianggap sesuatu memuaskan hasrat kita. kita tidak menyadari bahwa kita hidup dalam ilusi, pengetahuan dangkal, dan idealisme yang keliru dan berbenturan. kehidupan kita didominasi permainan bayangan di ddinding gua kita oleh headlline koran-koran, siaran radio, bayangan bergerak tanpa akhir dari layar televisi, serta pengemuka pendapat yang mengiang di telinga kita.
Kiasan tentang gua juga bisa dianggap kritik menyakitkan bagi banyak ilmu pengetahuan kita, dengan penekanannya terhadap aa yang dirasakan indera kita. ilmu pengetahuan itu juga dirantai sehingga hanya bisa melihat bayangan. basisnya hanya pada pengamatan sensorik, kesimpulannya hanya dalam bentuk rangkaian pengamatan. ilmu pengetahuan tidak berhubungan dengan penyebab sejati ataudampak yang luas. ilmuan empiris tak ada bedanya dengan pemenang kuis TV yang mengetahui semua tanggal dalam film-film humphrey bogart, atau sama dengan tahanan dalam gua yang sangat mengenali serangkaian bayangan di dinding. ini merupakan kritik juga bagi teknologi dan industri ilmiah kita, yang berkembang dan berproduksiuntuk memenuhi kebutuhan dangkal, tanpa memperhatikan kebutuha sejati kita atau moral maupun pertimbangan lingkungan.
Kiasan gua ini juga merupakan pelajaran kiasan politik, kehidupan di gua merupakan kehidupan politik. pemimpin dan publilk acuh tak acuh dan koruptif, tanpa pengetahuan sejati akan diri sendiri atau dunia, termotivasi oleh ketamakan, kekuasaan dan kepuasan diri. mereka dirantai dalam tekanan ketidak acuhan dan nafsu, kepungan histeria mendukung atau menentang isu yang beredar, meyakini ideologi yang hanya ilusi, bayangan sesaat di dinding gua.
Kiasan gua ini merupakan kiasan raja-filsuf. orang yang termerdekakan, telah melakukan pencarian kebenaran dan kebajikan, memiliki misi (kembali kedalam gua), membawa pencerahan, membawa berita bagus, meskipun dia bisa terbunuh karena pengabdiannya, disini kita akan ingat akan Rasulullah SAW (Sang raja filsuf sejati).
Allahumma shalli 'alaa syaidina Muhammad,
wa 'alaa aalihi syaidina Muhammad...
Monday, December 14, 2009
Home »
manajemen pemikiran
» ANALOGI GUA
0 komentar:
Post a Comment