Tentu benar ketika Yahya Bin Mu’adz Ar-Razie berkata : “Setan itu menganggur, sedangkan engkau sibuk (dengan berbagai pekerjaan). Setan itu dapat melihatmu, sedangkan engkau tidak dapat melihatnya. Engkau selalu lupa kepadanya, sedangkan setan tidak pernah lupa kepadamu. Dan setan punya banyak pembantu dalam dirimu”.
Jika memang demikian kedudukan setan, maka kita harus senantiasa memeranginya dan harus bisa mengalahkannya. Kalau tidak, maka kita tidak akan keluar dari kerusakan.
Seandainya kita bertanya : dengan apa kita memeranginya? Dengan apa kita bisa mengalahkan dan menolaknya?
Perlu kita tahu bahwa para Ulama’ yang ahli memerangi setan itu mempunyai cara-cara sebagai berikut :
1. Memohon perlindungan Allah Ta’ala, tidak ada jalan lain. Karena, setan itu bagaikan anjing yang diberi kuasa oleh Allah Ta’ala kepada kita. Jika kita sibuk memeranginya tanpa meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala, kita akan payah dengan sendirinya dan justru setan akan dengan mudah mengalahkan kita. Karena itu, melapor kepada pemilik anjing (Allah ta’ala) agar menyingkirkan setan dari kita adalah lebih utama.
2. Berjuang dan selalu mengawasinya (waspada), dan menolak segala ajakannya.
3. Kekalkan ingatan kita kepada Allah Ta’ala dengan lisan dan hati.
Seperti sabda Rasulullah SAW : “Dzikir kepada Allah Ta’ala itu bagi setan adalah sama dengan penyakit menular di tubuh anak turun Adam”.
Menurut pendapat Imam Ghazaly, cara yang benar dalam memerangi setan adalah dengan menggabungkan usaha-usaha tersebut. Jadi, pada awal usaha kita sudah seharusnya memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari kejahatan setan. Sebagaimana telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala, karena hanya Allah Ta’ala sajalah yang berkuasa membereskan kejahatan setan. Jika kita melihat setan mengalahkan kita (ketika seseorang khilaf), maka kita harus menyadari bahwa kemenangan setan itu merupakan ujian dari Allah Ta’ala bagi kita, agar kita bersungguh-sungguh dalam memerangi dan memeras kekuatan dalam melaksanakan perintah Allah Ta’ala, serta agar kita benar-benar bersabar. Hal ini sama dengan perintah Allah Ta’ala dalam perang melawan orang-orang kafir. Padahal tanpa kita, Allah Ta’ala sangatlah mudah jika hanya membinasakan mereka. Maksudnya tidak lain adalah agar kita mendapatkan amal dalam perang, amal dari sabar, bisa bersih dari dosa dan bisa memperoleh syahadah (menjadi orang-orang yang mati syahid).
Sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala :
“Apakah kalian menyangka bahwa kalian akan masuk surga, sedangkan kalian belum membuktikan iman kalian dengan berperang dan belum bersabar menghadapi ujian Allah?”.
Selanjutnya, mungkin kita bertanya lagi : Bagaimana kita dapat mengetahui (mewaspadai) tipu daya setan dan bagaimana cara mengetahui hal itu?
Perlu kita tahu, bahwa setan itu mempunyai kelakukan suka menggoda yang disebut waswas. Waswas ini seperti panah yang ditembakkan kepada kita. Yang demikian itu dapat dimengerti sejelas-jelasnya dengan ilmu yang dipergunakan untuk mengenal berbagai gerak hati.
Yang kedua, setan itu memiliki reka daya yang bisa disamakan dengan jaring yang dipasang untuk menjerat anak turun Adam. Hal ini akan menjadi jelas, bila kita mengetahui tipuan-tipuan setan, sifat-sifatnya dan jalan-jalannya.
Tuesday, April 19, 2011
Home »
Manajemen hati
» Jadi, seperti itukah setan itu.?
Jadi, seperti itukah setan itu.?
Related Posts:
Keterpaduan rasa dan akal untuk Dunia Baru (RASIONAL RELIGIUS)Maka, apa yang sekarang dibutuhkan oleh manusia kini.? kebudayaan modern yang sekuler jelas mengalami kebuntuan kemanusiaan. sedang masuk ke dunia mistik, hanya akan sampai pada kegelapan hidup. lalu bagaimana kita bersikap?K… Read More
NAFSUDidalam tasawuf islam hanya dikenal dua nafsu pokok, yaitu nafsu syahwat dan nafsu ghalab. yang dimaksud dengan nafsu syahwat adalah keinginan-keinginan yang menyertai hampir disetiap pikiran kita.Syahwat itu sendiri dibagi a… Read More
- Kebijaksanaan Sejati -satu-satunya kebijaksanaan sejati terkandung dalam pengetahuan bahwa kita tidak tahu. ketika kita mendatangi orang-orang yang menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang bijak, maka kita justru akan mendapati jawaban bahwa ora… Read More
Ringan bisa jadi berat, berat bisa jadi ringanWahai saudaraku, hati manusia cenderung memiliki sifat baik kepada orang yang berbuat baik padanya dan memiliki sifat benci pada orang yang berbuat buruk padanya. andai kita bisa berbuat baik pada siapa saja, entah itu pada o… Read More
HARMONI JIWA -Etika Kehidupan Yang Baik- (Seri Filsafat)Mengapa tidak hidup dalam kehidupan layaknya seorang playboy? kehidupan yang memuaskan nafsu badaniah, kehidupan hedonis dimana kesenangan dikejar sebagai puncak kebaikan. kehidupan mewah yang menyenangkan dengan makanan, min… Read More
0 komentar:
Post a Comment