Recent

Thursday, January 7, 2010

Keterpaduan rasa dan akal untuk Dunia Baru (RASIONAL RELIGIUS)


Maka, apa yang sekarang dibutuhkan oleh manusia kini.? kebudayaan modern yang sekuler jelas mengalami kebuntuan kemanusiaan. sedang masuk ke dunia mistik, hanya akan sampai pada kegelapan hidup. lalu bagaimana kita bersikap?

Kita tampaknya harus menguatkan rasa kita, namun tidak dengan meninggalkan akal. hati kita haruslah berpadu dengan akal. sebab, tanpa akal kita hanya akan terjebak pada dunia mistik yang berakhir dengan kegelapan. mungkin ada benarnya sebuah kiasan bahwa hati adalah raja dan akal sebagai penasehatnya (hakim). sebab, hati tanpa akal bisa jadi raja yang gelap mata. dan itulah sesungguhnya spiritualitas Qur'ani, yaitu kehidupan yang rasional religius.

Sejalan dengan itu, yang dibutuhkan manusia (umat islan khsususnya) sekarang untuk membangun dunianya agar menjadi lebih baik adalah islam rasional. makna rasional disini tentu tidak sekuler, sebab sekulerisme hanya akan sampai pada kebuntuan kemausiaan. dan dalam hal ini, perlu dikembangkan pemikiran tentang akhlak (tentu juga tidak dalam definisi yang sempit). pemikiran ini merupakan upaya agar umat islam dapat menjawab tantangan-tantangannya dengan jawaban yang bersifat praktis.

Kecenderungan ummat islam (walaupun tak semua), yang hanya senang memperbincangkan hal-hal bersifat teologis dan normatif membuat ummat islam tidak memiliki jawaban-jawaban yang memadai untuk meretas jalan kehidupan modern. karena itu Al-Qur'an sebagai harta ummat islam yang sangat berharga harus senantiasa digali. tidak hanya dengan kajian kitab kuning, namun juga kitab "putih". yaitu menggalinya dengan cara berfikir saintifik. sehingga terwujud sikap ummat islam yang historis, tidak sekedar normatif. dan sikap ideal dari penggalian Al-Qur'an itulah yang merupakan penjabaran penyempurnaan akhlak seperti Sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak" (HR Bukhari)

Dan karena itu pada akhirnya kita bisa berharap bahwa islam akan benar-benar bisa menjadi rahmatan lil 'aalamiin. sebagai awal penyempurnaan akhlak sosial, dalam dataran individu perlu ditanamkan sifat wara'. sifat yang merupakan salah satu maqamat (tahapan-tahapan) sufi yang mengharuskan berhati-hati agar tetap berada dijalan yang benar dengan melakukan atau memakan barang-barang yang halal saja (yang sudah jelas halalnya). senantiasa menghindari perbuatan atau barang yang syubhat (meragukan), apalagi yang jelas haramnya.

Perilaku ini tentu berpengaruh banyak dalam kehidupan manusia yang ingin mencapai keutamaan. mereka yang senantiasa wara' tentu akan sulit tercebur pada kehidupan yang rendah. tak akan pernah terlibat KKN ataupun tindakan kejahatan lainnya. dan pada mereka yang wara' itulah, rasionalitas religius akan tumbuh. semangat yang akan melambungkan masyarakat pada tatanan dunia baru yang lebih baik. maka dari itu, marilah segera kita tanamkan sifat wara' dalam diri kita dimanapun kita berada dan dalam situasi yang bagaimanapun.

WaLLOHu a'lam bi Ash shawab.

0 komentar:

Post a Comment