Jika kita bertanya : Bukankah Nabi Muhammad SAW pernah bersabda "Menyesal dari dosa itu adalah taubat".?
Beliau tidak menjelaskan/menyebutkan seperti apa yang kita tuturkan, yakni adanya syarat-syarat taubat, itu berarti kita telah memberati orang yang hendak bertaubat.
Jawabnya begini :
Pertama perlu kita ketahui bahwa penyesalan itu merupakan suatu hal yang tidak berada dalam kekuasaan seseorang. coba kita pikir.!! orang-orang kadang menyesal lantaran melakukan berbagai hal, tetapi sebenarnya ia tidak mempunyai kehendak atau keinginan untuk menyesal. sebaliknya dengan taubat, seseorang kuasa melakukannya dan ia diperintah untuk bertaubat. kemudian tentu kita tahu, andai kata ada orang yang menyesali perbuatan dosanya -yang lantaran dosa itu kedudukannya di masyarakat jadi hilang, atau hartanya habis untuk berbuat dosa itu- maka penyesalan semacam ini tidak dapat dikatakan sebagai taubat.
Dengan keterangan ini, kita mengerti bahwa pernyataan diatas mengandung arti yang tidak dapat dipahami dari segi lahiriyahnya saja. arti itu adalah : bahwa penyesalan demi mengAgungkan nama Allah Ta'ala dan takut akan siksa-Nya itu termasuk perkara yang mendorong seseorang untuk bertaubat dengan taubat yang Nasuha, bersih dari segala pamrih. sebab menyesal karena mengAgungkan nama Allah Ta'ala termasuk sifat dan keadaan orang yang bertaubat kepada Allah Ta'ala. kalau kita ingat akan tiga macam pendahuluan taubat (ingat keburukan dosa, ingat pedihnya siksaan Allah Ta'ala, dan ingat betapa lemahnya diri kita menghaapi siksaan-Nya), kita pasti akan menyesal melakukan sebuah dosa.
Penyesalan semacam itu akan tetap bersemayam di hati seseorang pada waktu-waktu yang akan datang, sehingga akhirnya penyesalan tersebut menggerakkan diri seseorang untuk mau merendah diri dihadapan Allah Ta'ala.
Karena penyesalan termasuk salah satu sebab seseorang mau bertaubat dan termasuk sifat orang yang mau bertaubat, maka dari itulah penyesalan juga disebut oleh Rasulullah SAW sama dengan taubat, hingga beliau pun bersabda seperti yang telah tersebut diatas bahwa "penyesalan adalah taubat".
Jika kita pahami keterangan ini, kita bakal memperoleh taufik dari Allah Ta'ala, Insya Allah.
Dan semoga secuil catatan ini bisa membawa manfaat yang besar bagi para pembaca sekalian, amin. terima kasih.
Monday, February 28, 2011
Home »
Manajemen hati
» Penyesalan belum berarti taubat
Penyesalan belum berarti taubat
Related Posts:
Jadi, seperti itukah setan itu.?Tentu benar ketika Yahya Bin Mu’adz Ar-Razie berkata : “Setan itu menganggur, sedangkan engkau sibuk (dengan berbagai pekerjaan). Setan itu dapat melihatmu, sedangkan engkau tidak dapat melihatnya. Engkau selalu lupa kepadany… Read More
Meredam nafsu (negatif) dengan cara mengamatinyaSeorang guru pernah berkata :“Didalam diri tidak ada pribadi yang berbuat, dan diluar diri tidak ada pribadi yang terkena perbuatan”.Penjelasannya begini :Pikiran yang dikuasai oleh nafsu-nafsu adalah penyebab dari ketidak ba… Read More
JIKA KITA BERTANYA, JIKA KITA BERKATA (Taubat An-nashuha, bagian 2)Bila kita bertanya : Bagaimana mungkin seseorang dapat hidup tanpa melakukan dosa sama sekali (baik dosa kecil maupun dosa besar), sedangkan mengenai para Nabi Allah sendiri (yang merupakan hamba-hamba mulia di sisi Allah) --… Read More
Iblis, setanSahabat Umar RA bersabda :"Sesungguhnya iblis itu memiliki sembilan keturunan yang bernama : zaliitun, watsin, laqus, a'wan, haffaf, murroh, masuth, dasim dan han.1. setan zaliitun yang bertugas menggoda penghuni pasar, ditem… Read More
Percakapan Rossi-Stoner usai balapan, motoGP Jeres, 03 April 2011 (gambaran dari Keburukan sebuah ambisi)JEREZ – Casey Stoner harus mengubur ambisinya menjuarai GP Spanyol, Jerez, setelah terjatuh akibat menyenggol motor Valentino Rossi. Stoner tidak bisa melanjutkan balapan, sementara Rossi tetap menyelesaikan balapan hingga fi… Read More
0 komentar:
Post a Comment