Recent

Thursday, February 25, 2010

Tasawuf di Negeri Persia

Bismillahi Ar Rahmaani Ar Rahiimi.

Persia telah banyak memunculkan Ulama-ulama besar seperti Al Ghazali, filosof seperti Ibnu Sina, dan ahli bahasa Arab yang sangat berjasa dalam perkembangan bahasa itu seperti Sibawaihi. dan dalam perkembangan tasawuf, Persia juga telah banyak memunculkan ahli-ahli tasawuf yang salah satu diantara mereka adalah penyair terkenal yaitu Jalaludin Rumi.

ABU SA'ID
Beliau merupakan shufi besar, penyair dan perenugn yang jarang sekali tandingannya. beliau adalah orang yang terkenal dalam dunia tasawuf di negeri Persia. beliau sejaman dengan pujangga Al-Firdausi dan filosof Ibnu Sina dan pernah saling bertukar pikiran dengan beliau. tasawufnya yang terkenal yaitu "Rabayat". salah satu syairnya adalah sebagai berikut :
"Wahai Dzat yang kepada Engkaulah aku memohon,
Jiwaku ada dalam genggaman-Mu
Aku menghadap hanya kepada engkau semata.
Untuk kubanggakan dihadapan majlis-Mu,
Sebab semua akan datang pada-Mu dengan penuh pengharapan
Kepada Engkaulah aku menyerahkan nasibku".

AL-ANSHARI
Setalah it lahirlah di Huraat Syekh Abdullah Al-Anshari 396 - 481 Hijriyah (1066 - 1088 Miladiyah). banyak karangan beliau tentang tasawuf "thabaqat" (kisah kehidupan ahli-ahli tasawuf). keistimewaan beliau ialah melukiskan do'a-do'a yang dari segi kesusasteraan dapat dipandang sebagai Prosa tertinggi. diantaranya :
"Ilahi...
Di hadapanku penuhlah ranjau dan bahaya,
Jalan surutku telah gelap semata
Bimbinglah tanganku Ya Tuhan!
Tak ada harapanku, hanyalah Kurnia dan Taufik-Mu jua.
Ilahi...
Selendang-Mu menyelubungi kepala kami
Rahasia-Mu menyelimuti hati kami
Syi'ar-mu memenuhi lidah kami
Kalau aku memohon, yang kumohon hanyalah Ridha-Mu
Kalau aku berkata, yang kuulang-ulang hanyalah pujian atas-Mu".


SINAI
Setelah itu lahirlah Majduddin Sinai Al-Ghaznawy (meninggal pada tahun 545 H (1151 M). tasawufnya banyak ditulis berupa susunan syair "Masnawi" di dalam bukunya yang bernama Hadiqztul Hadaiq" (Taman Kebenaran). sebagian dari perkataan beliau tentang hakikat tasawuf ialah :
"Aku cabut kembali segala perkataan yang telah dan pernah kukatakan. sebab sudahlah nyata olehku bahwa segala perkataan tidaklah cukup untuk menyatakan apa yang terasa, dan yang terasa tidaklah cukup dikeluarkan oleh perkataan" (Lafadz tidaklah mencukupi makna, dan makna tidak mencukupi lafadz).
Itulah puncak rasa yang meliputi hati seorang shufi.

AL-'ATHAR
Ketiga ahli tasawuf tersebut telah melapangkan jalan bagi kedatangan seorang shufi yang sangat mendalam, penyair kecintaan kepada Tuhan dan pengarang yang kaya akan imajinasi. itulah Fariduddin Al-'Aththaar, orang Naisabur yang meninggal pada permulaan abad ke Tujuh Hijiriyah. beliau digelari "Sauthus salikin" (Cemeti orang-orang yang mengerjakan suluk). tidak kurang dari 40 buah rangkaian syair karangan beliau, terdiri dari beribu bait, ada yang pendek dan ada pula yang panjang-panjang. diantaranya adalah "kitab Nasehat" (Bandinamah), dan sebuah kitab yang mendalam bernama "Percakapan Margasatwa" (Manthik Uth-Thair). buku percakapan margasatwa itulah yang telah mencapai Sang Khalik.
Tersebut dalam buku itu, yang mula-mula sekali ialah pujian terhadap Tuhan, dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW.., dan sahabat-sahabat beliau, yang ke semuanya itu memakan tidak kurang dari 600 bait. setelah itu barulah beliau mengkisahkan percakapan burung-burung di rimba, terdiri dari 40 maqalat dan penutup.

JALALUDIN RUMI
Maulana Jalaludin Rumi Muhammad bin Muhammad bin husin Al-Khatbi Al-Bakri. di lahirkan di Balch (Persia) pada tahun 604 H (1217 M). dan meninggal pada tahun 672 H (1273 M). di dalam usia empat tahun beliau dibawa ayahnya ke Asia Kecil yang pada waktu itu lebih di masyhurkan sebagai negeri Rum. itulah sebabnya belia memakai nama Rumi.
Disanalah beliau melukiskan segenap pendirian tasawufnya yang berdasarkan atas Wihdatul Wujud itu. sebagian dari karya-karya beliau ialah sebagai berikut :
"Karamlah aku didalam rindu
Mencari Dia, mendekati Dia.
Dan telah tenggelam pula nenekku dulu,
Dan yang kemudian mengikut pula.

Kalau kukatakan bibirnya
Bagai bibir pantai lautan
Yang luas tak tentu tepinya
Dan jika kukatakan LAA, cucuku ialah ILAA

Aku tertarik bulan oleh huruf
Dan oleh suara pun bukan,
Makin jauh dibelakang dari yang didengar,
Dan difaham

Apa huruf, apa suara, apa guna kau fikirkan itu
Itu hanya duri, yang menyangkut kakimu
Di pintu gerbang taman indah itu
Ku hapuskan kata, huruf dan suara
Dan kakiku langsung menuju ENGKAU".

Merekalah para Ulama besar dalam dunia tasawuf (termasuk Al-Ghazali) di negeri Persia . mungkin masih banyak lagi yang penulis belum ketahui, tapi bisa dikatakan merekalah Ulama-nya para penempuh jalan tasawuf (Alam ruhaniah/hati) di Negeri itu (Persia).

0 komentar:

Post a Comment