JEREZ – Casey Stoner harus mengubur ambisinya menjuarai GP Spanyol, Jerez, setelah terjatuh akibat menyenggol motor Valentino Rossi. Stoner tidak bisa melanjutkan balapan, sementara Rossi tetap menyelesaikan balapan hingga finis di posisi kelima.
Stoner yang memulai balapan dari posisi pertama, sebenarnya langsung memimpin balapan. Tapi, rider Honda Repsol dilewati Marco Simoncelli dan harus bersaing dengan Valentino Rossi yang sukses menyodok ke posisi tiga.
Petaka buat keduanya, The Doctor coba mengambil Stoner dari dalam di lap 8. sayang Rossi terlalu cepat mengambil keputusan dalam menyalip dan terlambat saat berbelok. Rider Ducati itu tergelincir dan membuat Stoner tidak sempat menghindari motor Rossi yang jatuh di depannya.
Seusai balapan, Rossi sendiri langsung mencari dan menghampiri Stoner untuk meminta maaf. Keduanya terlihat berjabat tangan.
Inilah petikan percakapan keduanya, seperti dilansir Crash.
Stoner (tersenyum): “Bagaimana bahumu? Apakah baik-baik saja?”
Rossi (dengan helm yang belum terlepas): “Saya sangat menyesal dan minta maaf.”
Stoner: “Okay. Kau punya masalah dengan cedera bahu itu?”
Rossi: “Saya membuat kesalahan besar”
Stoner: “Yeah. Sejujurnya, ambisi kamu mengalahkan talentamu.”
Rossi: “Eh?”
Stoner: “Ambisi yang ada lebih besar daripada bakat.”
Rossi: “Saya minta maaf”
Stoner: “Tidak masalah.”
Saat Rossi akan melintas di garis finis pada posisi lima, Stoner menyempatkan diri berlari ke pinggir sirkuit dan bertepuk tangan. Entah apa maksud dari tepuk tangan Stoner ini. Apakah bentuk kekecewaan atau memang ucapan selamat buat Rossi yang bisa menyelesaikan balapan?
Sumber : http://sports.okezone.com/read/2011/04/04/38/441912/percakapan-rossi-stoner-seusai-balapan
Satu pelajaran yang mungkin perlu kita tahu, bahwa ambisi itu penuh dengan hawa nafsu. Ambisi yang kuat akan kedudukan, jabatan, kekayaan atau apapun tentang duniawi, bisa saja meluluh tantahkan iman seseorang.
Monday, April 4, 2011
Home »
Manajemen hati
» Percakapan Rossi-Stoner usai balapan, motoGP Jeres, 03 April 2011 (gambaran dari Keburukan sebuah ambisi)
0 komentar:
Post a Comment