Recent

Syeikh Abul Hasan Asy Syadzili : Tentang "Siksaan"

Siksaan itu terdiri dari empat macam : 1. Siksaan melalui adzab. 2. Siksaan melalui hijab. 3. Siksaan melalui pengekangan , dan 4. Siksaan ...

Gus Dur : Tentang tasawuf dan Wihdatul Wujud (Manunggaling kawula lan Gusti)

Di dalam sebuah buku, Alwi Shihab pernah memaparkan bahwa penyebaran Islam di Negeri ini dilakukan antara lain oleh kaum Ulama pesantren.

Dari Mujahadah ke Muraqabah, sampailah pada Musyahadah

Mujahadah : Berjihad menumpas hawa nafsu yang menghalangi jiwa untuk dekat kepada Allah Ta’ala. Muraqabah : Memperhatikan gerak-gerik hati,...

Kita sering merasa yakin, tahukah apa itu "Yakin"?

Dan diantara tanda-tanda Ulama’ Akhirat itu ialah sangat bersungguh-sungguh menguatkan keyakinan. Karena keyakinan itu adalah modal Agama....

Menjadi Manusia Yang Manusiawi

Maksud dari kalimat "Manusia yang manusiawi" adalah menjadi manusia yang baik dan benar, serta manusia yang benar dan baik.

Tuesday, September 29, 2009

Mengenal Angan-angan

"Melanturnya angan-angan ialah menginginkan hidup untuk waktu yang panjang, dengan memastikan. sedangkan pendeknya angan-angan yaitu memastikan dalam angan-angan itu, misalnya; mengikatnya dengan istitsnaa (Insya Allah, dengan kehendak dan ilmu Allah SWT) dalam menuturkannya, atau dengan syarat baik dalam menginginkannya".

Dengan demikian, bila kita menyebut-nyebut hidup kita, umpamanya ; "aku masih akan hidup sesudah tarikan nafas yang kedua, atau hari yang kedua", dengan memastikan, maka kita di namakan orang yang melantur angan-angannya. hal ini merupakan makshiyat, karena yang demikian berarti memastikan perkara ghaib.

Jika kita membuat qayyid (mengikat) angan-angan itu dengan kehendak Allah SWT dan ilmu-NYA, lalu kita berkata "aku akan hidup Insya Allah", berarti kita keluar dari hukum angan-angan dan kita bisa di sifati sebagai orang yang meninggalkan angan-angan.

Begitu pula jika kita menginginkan hidup hingga waktu yang kedua secara memastikan, maka kita disebut orang yang panjang angan-angan. tetapi kalau kita membuat qayyid terhadap keinginan kita itu dengan syarat baik, maka kita keluar dari hukum angan-angan dan disebut orang yang pendek angan-angannya, karena kita tidak memastikan dalam keinginan kita.
Karena itu lah, mari kita tinggalkan memastikan dalam menyebut kekekalan dan menginginkannya.

Yang dimaksud dengan "Menyebut" adalah ingatnya hati, yakni memantapkan dan menetapkan pada hati untuk meninggalkan perbuatan memastikan itu.
Mari kita pahami keterangan di atas, mudah-mudahan mendapatkan petunjuk, aamien.

Angan-angan itu ada dua macam; angan-angan umum dan angan-angan khusus.
angan-angan umum yaitu menginginkan hidup terus untuk mengumpulkan dunia dan bersenang-senang dengannya. ini adalah makshiyat yang murni, dan lawannya adalah pendeknya angan-angan.
Allah SWT telah berfirman yang artinya : "Biarkanlah mereka itu makan dan bersenang-senang serta disibukkan oleh angan-angan mereka, maka mereka bakal mengetahui akibat perbuatan mereka".

Sedangkan angan-angan khusus yaitu menginginkan terus hidup untuk menyempurnakan amal yang baik. angan-angan ini mengandung hal yang mengkhawatirkan, yakni sesuatu yang tidak di yakini kebaikannya. sebab, kadang-kadang seseorang dalam melakukan kebaikan atau menyempurnakannya itu tidak ada bagusnya,karena terjerumus ke dalam ujub atau riyaa, atau afat lain, di mana kebaikan yang dilakukan tidak seimbang dengan afatnya.
Jadi, apabila seseorang memulai untuk melakukan shalat, puasa atau lainnya, maka ia tidak boleh bermaksud menyempurnakannya. sebab, kesempurnaan itu merupakan perkara yang samar. juga tidak boleh bermaksud menyempurnakannya dengan memastikan sebab boleh jadi hal itu tidak ada kebaikannya bagi orang tersebut. sebaliknya ia harus membuat qayyid dengan istitsnaa (Insya Allah) atau dengan syarat baik, supaya lepas dari buruknya angan-angan.

Allah SWT telah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya : "Janganlah sekali-kali engkau mengucapkan pada sesuatu : 'aku akan melakukan sesuatu itu besok', kecuali jika Allah SWT menghendaki".

Kebalikan angan-angan ini menurut para Ulama adalah niat yang terpuji. para Ulama mengatakan demikian hanyalah menurut cara memberikan kelapangan, karena orang yang berniat dengan niat yang terpuji itu pasti tidak mau berangan-angan.
Inilah hukum amal (angan-angan) dan niat yang terpuji.

Andaikata ada orang bertanya : Kenapa diperbolehkan memastikan pada permulaan, tetapi wajib pasrah dan istitsnaa dalam menyempurnakannya ?
Jawabnya : Karena, tidak ada kekhawatiran pada permulaan, sebab amal itu pada permulaan bukan sesuatu hal yang berada di belakang (belum terjadi), sedangkan dalam keadaan menyempurnakan terdapat kekhawatiran, karena menyempurnakan amal adalah suatu hal yang berada di belakang.

Jadi, dalam penyempurnaan itu terdapat dua kekhawatiran yang bisa sampai pada kesempurnaan, kita tidak tahu apakah bisa sampai ke sana atau tidak, dan kekhawatiran rusaknya amal, kita tidak tahu apakah dalam penyempurnaan itu baik atau tidak. kalau begitu, wajib istitsnaa lantaran kekhawatiran sampai tidaknya kepada kesempurnaan dan wajib pasrah lantaran kekhawatiran akan rusaknya amal.

Thursday, September 17, 2009

Perjalanan Hidup Seorang Pendiam

Sujudku,
tak akan pernah memuaskan inginku untuk menghaturkan sembah sedalam kalbuku...
Semua syukurku hanya kupersembahkan untuk-MU ya ALLAH,
untuk sebuah nama, harta dan keluarga yang mencinta,
serta perjalanan yang selama ini tertempa...
Alhamdulillah.....pilihan dan kesempatan ini lah
yang membuat hamba mengerti lebih baik tentang makna diri ini,

Semua menjadi lebih berarti dan lebih mudah dihayati
Alhamdulillah.....
ku kagumi semua kebesaran-MU ya ALLAH,
mungkin aku menilai kehidupan dari sudut yang berbeda...
yang tak memadai dan hanya mengecap sebuah rasa,
semua harta dan jamuan nafsu yang tak kekal
dan bila aku tua, semua bukan lah menjadi bekalku untuk menghadap-MU...
sebesar apa pun rumah yang ku punya, tetap bermula dari sekeping batu bata,
dan semua itu bisa hilang dalam sekejap mata atas kehendak-MU...
kuhanya ingin benahi diri ini di hadap-MU ya Rabbii,

Jadikanlah aku tentara fi sabilillah,
tentara yang selalu setia di jalan-MU...
tentara yang selalu tertanam dua kalimah syahadah,
entah apa yang terjadi apabila persimpangan telah tiba di hadapanku,
pastilah banyak rintangan yang harus ku hadapi..
tapi aku berharap, aku tak lupa diri saat gembira,
dan hanya inginkan ENGKAU jika saatnya tiba...
aku hanya manusia yang penuh dengan kekhilafan,
tapi aku bisa membedakan cahaya dan kegelapan
kucoba tabah saat KAU hadapkan duri dan cobaan,
kucoba teguh saat KAU hidangkan kekuasaan dan perempuan yang senantiasa dipuja, dikejar dan diinginkan...

Aku mengerti siapa aku tanpa-MU di sisi,
lantas apa guna dari semua ini tanpa-MU ya Rabb...
ini hanyalah sebuah tulisan dan bisikan isi hati,
di mana aku selalu mencari sebuah keterangan...
selalu menjiwai peranan...
ku ucap syukur Alhamdulillah atas karunia dan rezeki
dan semoga aku tak terlena dalam perjalanan ini

Aku yang terus memandang begitu dalam ke dalam lubuk hati,
terus mencari Dzat yang tersembunyi dalam relung hati
dan ENGKAU yang Maha Melihat,
alam yang selalu menyelimuti,
serta wujud yang selalu menyertai diri ini...
ENGKAU pindahkan seluruh alam ke dalam mata hati ini,
ENGKAU yang hakiki...
ENGKAU yang mengerti segala yang terjadi di langit dan di bumi...
Qada' dan Qadar-MU telah memberiku kekuatan,
untuk menghindar dari segala kesesatan
janganlah ENGKAU biarkan nafsuku ini terliur dari pandangan-pandangan majazi...
aku yang masih bodoh dan hina,
sangat merindukan cahaya rahmat-MU ya Rabbii

Semoga cahaya Lailatul-MU tak akan pernah membutakan mataku,
semoga segala janji selalu dapat ku penuhi,
semoga aku selalu dapat menghadapi tikaman dari belakang...
setajam apa pun tikaman itu,
aku tak akan pernah risau...
dengan hati ini yang selalu memikirkan-MU di sepanjang perjalananku,
aku akan selalu pasrah,
dan syukurku akan selalu untuk-MU ya ALLAH ya Rabbii

ini lah diriku, yang hanya milik-MU...

Tuesday, September 15, 2009

Kerendahan Hati

Kerendahan hati bisa melampaui tahap demi tahap, ia adalah pintu yang tak terkunci karena semua telah diserahkan kepadanya. Seseorang yang memperturutkan kedirian (nafsu) adalah kotor, dan suci lah seseorang yang mengikuti akal. Sedangkan seseorang yang manancapkan kerendahan hati berarti ia telah mendirikan sebuah tenda yang di sisi lain dari keduanya.

Hati para pencari dan pecinta Tuhan telah membentuk sebuah lingkaran kerendahan hati, maka kerendahan hati adalah guru dari para guru, di mana seluruh hati adalah murid-muridnya. Jika hati adalah raja dalam tubuh kita, maka sifat kerendahan hati adalah guru dari para raja (hati) itu. Andai hati menginginkan sesuatu, maka kerendahan hati itu lah yang akan melakukan sekaligus mengurungkan niat hati itu.

Kisah Keajaiban Cinta 1


Rasio kemodernan hanya menangkap bentuk cinta yang paling luar. Yaitu, cinta dalam bentuk jasad. Cinta dalam tingkat yang pertama.

Bagi manusia, cinta yang menggerakkan itu terbagi dalam tiga tingkat. Yang pertama adalah cinta dalam bentuknya yang paling luar, dalam tingkat ini cinta memuja segala termasuk orang, wanita, anak, dan pangkat (termasuk harta). Kedua, cinta yang memuja Allah SWT. Danyang ketiga adalah cinta mistis, yang tak lagi memakai kata-kata memuja Allah SWT atau tidak. Dalam tingkat ketiga inilah pengertian cinta yang sebenarnya. Ini jelas sangat dengan pemahaman kaum atheis yang penuh kontradiksi dan juga berbeda dengan pemahaman para fuqaha. Sebab dalam pemahaman itu, Tuhan sudah dirasakan sentuhan-Nya secara personal dan rohaniah.

Lalu, yang manakah cinta kita.?!
Hanya dengan memahami keseriusan kita menyucikan hati barulah kita dapat mengetahui pada tingkatan mana cinta kita berada. Sebab hanya kesucian hatilah yang kuasa menyingkap gambaran Tuhan.

Tahukah kita apa yang bersinar dalam cermin hati.?!
Hanya dia yang memahami kesucian hati lah yang mengetahui
Bahwa Gambaran Tuhan muncul dalam Hati.

Setiap orang dapat melihat sesuatu
Yang tak terlihat dalam persemayaman hatinya,
Dan penglihatan itu bergantung pada seberapa bersih kah
Ia menggosok hati tersebut...

Barangsiapa yang menggosok hatinya hingga mengkilap,
Maka bentuk-bentuk yang tak terlihat pun
Akan semakin nyata baginya.

Dengan pandangan di atas, maka hanya mereka yang suci hatinya saja yang memahami Diri Tuhan sebagaimana layaknya Tuhan memahami Dirinya sendiri. Itulah wujud penyatuan yang merupakan ujung dari sebuah Cinta. Karena Cinta itu tak lain adalah jalan untuk sampai pada HAKIKAT PENYATUAN.

Monday, September 14, 2009

Setetes embun dipagi hari, PART 1

Embun pagi yang bertengger di ujung daun memang sudah sering kita lihat. Namun jarang kita perhatikan. Bangun tidur, shalat subuh, berolah raga sebentar, mandi, makan lalu langsung pergi ke tempat kerja. Rutinitas dan kesibukan seperti itu telah menjadikan kita robot-robot kota yang telah di program pemiliknya. Waktu pagi mereka terasa begitu singkat, bahkan sarapan pun sering dilakukan di jalan atau malah setiba di kantor.

Setetes embun pagi memang sering luput dari perhatian. Padahal embun pagi adalah tanda-tanda dari ilahi. Sebuah tanda diantara tanda-tanda berakhirnya masa malam yang gelap gulita, lalu di gantikan oleh masa siang yang terang benderang. Tanda yang lain tentunya sudah jelas dengan terbitnya matahari, kokok ayam serta menghilangnya suara-suara binatang malam. Tapi datangnya embun menjadi unik, tidak seperti yang lainnya. Embun pagi bisa lebih lama kita pandang dan kita perhatikan.

Embun menjadi pertanda dimulainya hari dengan kejernihan. Mari kita sisakan waktu sebentar untuk melihat dan merenungkan. Renungkan apa saja, tapi arahnya satu yaitu KEJERNIHAN. Apa saja yang akan kita lakukan hari ini harus berdasarkan pikiran yang jernih dan hati yang bersih seperti halnya embun pagi yang jernih dan bersih. Mari kita sempatkan merasakan dinginnya embun pagi, rasakan hembusan angin di pagi hari, dan hirup udara segar dalam-dalam. Bedakan dengan hirupan udara tatkala kita berolahraga, sebab kali ini kita menghirup dan merasakannya dengan kejernihan pikiran hati. Hingga terucap "Alhamdulillah, betapa besar nikmat yang ENGKAU berikan pada kami, ya Allah ya Rabbii...". Lalu, mari kita mulai aktivitas keseharian kita dengan membaca Basmalah.

HIDUP, bagi seseorang selalu menyisakan pertanyaan besar "apa sih yang kita cari.?!bahasa sederhananya apa tujuan kita hidup.?!,

Bersambung...

AMANAH

APAKAH AMANAH ITU.?!
Para salaf berbeda pendapat tentang apa yang dengan amanah ini. Namun, perbedaan pendapat tersebut tidak bersifat kontradiktif. Mereka hanya berbeda dalam memilih istilah, perbedaan variatif.

Ada yang menjelaskan bahwa amanah adalah barang-barang yang dititipkan orang lain, ada juga yang mengatakan bahwa amanah adalah amanah di dalam pendengaran, lisan, pandangan, tangan, kaki, perut dan kemaluan.

RUANG LINGKUP AMANAH
Ruang lingkup amanah sangat luas sekali. Amanah meliputi agama, kehormatan, badan, nyawa, pengetahuan, ilmu, kekuasaan, wasiat, persaksian, pengadilan, pencatatan, penyampaian ucapan, rahasia, surat-surat, pendengaran, penglihatan, indra-indra yang lain, dan sebagainya. Masing-masing ada perinciannya.

KLASIFIKASI MANUSIA DALAM MENGEMBAN AMANAH
Pertama, kelompok yang meninggalkan amanah lahir batin, bahkan mengingkari amanah itu (mereka adalah orang-orang musyrik).

Kedua, kelompok yang berpura-pura mengemban amanah padahal batinnya membenci dan tidak suka dengan amanah itu. (Mereka adalah orang-orang munafik). Allah SWT telah berfirman yang artinya "Dan diantara manusia ada yang mengatakan, 'Kami beriman kepada Allah SWT dan hari akhir', padahal sesungguhnya mereka itu bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah SWT dan orang-orang yang beriman, padahal mereka sedang menipu diri sendiri tapi mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah SWT menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta". [Al-Baqarah(2) : 8 - 10]

Ketiga, kelompok yang mengemban amanah lahir batin. (mereka adalah orang-orang yang beriman).

Lihat lah Bumi, langit, dan gunung-gunung. Mereka telah mengemban amanah yang luar biasa berat, mereka adalah makhluk yang mengerti siapa yang menciptakannya tanpa harus berusaha. Mereka berjalan menuju syariat-Nya yang berlaku untuk mereka; penciptaan, pembentukan dan peredaran. Secara langsung dan tanpa perantara mereka menaati syariat itu. Mereka menjalankan kewajiban itu tanpa mereka sadari dan tanpa ada pilihan lain.

Lantas bagaimana dengan manusia.?!
Manusia dapat mengenal Rabbnya dengan pengetahuan dan rasa yang dimilikinya. Ia bisa sampai pada syariat yang berlaku untuknya dengan perenungan dan pandangannya. Ia beramal sesuai syariat dengan usaha dan upayanya. Ia menaati Allah SWT dengan iradahnya, kemauannya dan keinginannya sendiri seiring dengan upayanya untuk menahan penyimpangan dan memerangi kecenderungan syahwatnya. Manusia dalam setiap langkahnya adalah berkehendak...mengerti...dan bebas memilih jalannya, pun ia tahu ke mana ujung jalan yang akan dilaluinya. Dan sejatinya itu adalah AMANAH YANG BESAR.

Maka dari itu, hendaklah kita sebagai manusia mengerti alasan mengapa manusia dimuliakan di sisi Allah SWT dan bangkit untuk mengemban amanah yang telah kita pilih. Amanah yang telah ditolak oleh bumi, langit dan gunung-gunung.

Saturday, September 12, 2009

Mahasiswa dan Negara

Negara adalah jasadnya, mahasiswa adalah hati dari jasad itu...

Kampus merupakan pengembangan diri yang memberikan perubahan pemikiran, sikap dan pencerahan. Tempat mahasiswa lahir menjadi kaum pemikir bebas yang tercerah. dengan sifat keintelektualnya, mahasiswa lahir dan tumbuh menjadi entitas (model) yang mempunyai paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa terletak pada ide dan gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas persoalan-persoalan yang ada. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok persoalan apapun.

Berbicara tentang mahasiswa dan aktivitasnya sudah menjadi pokok bahasan dalam berbagai kesempatan pada hampir sepanjang tahun. berbgai forum diskusi yang diselenggarakan menghasilkan berbagai ragam tulisan, makalah maupun buku-buku yang diterbitkan tentang hakikat-hakikat peranan, dan kepentingan gerakan mahasiswa dalam pergulatan pemikiran. Kampus merupakan tempat pengembangan diri yang memberikan perubahan pikiran, sikap, persepsi dan pencerahan tempat lahirnya mahasiswa sebagai seorang yang lain (dalam artian yang positif). Dengan kata lain kampus merupakan laboratorium yang besar tempat melahirkan beragam ide, gagasan, pemikiran, pengembangan wawasan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk peranan sosial individu mahasiswa tersebut dalam lingkungan masyarakat. mahasiswa menjadi agen bagi perubahan sosial, budaya, paradigma, ekonomi, dan politik masyarakat secara luas.

Dengan demikian, kepentingan masyarakat menjadi barometer bagi keberhasilan suatu perubahan sosialyang dilakukan oleh agen (mahasiswa tersebut). Mahsiswa dituntut tidak hanya membawa ijazah, tetapi juga harus membawa perubahan dari ilmu dan pengalamannya selama berada dalam laboratorium kampus. konsep perlawanan merupakan suatu hal yang lazim bagi seorang mahasiswa. perlawanan yang dilakukan bisa muncul dalam bentuk yang beragam, dan tentu saja dalam satu visi yang besar, untuk kepentingan dan pembelaan bagi masysarakat umum. isu yang ditangkap pun terdiri dari beragam persoalan. Mulai dari persoalan ekonomi, politik, budaya, etika, agama dan lain sebagainya.

bersambung.....

Ketika hati berbicara

Tasbih...
Hidup...
keduanya sama-sama berputar, keduanya juga sama-sama berawal dan berakhir ditempat yang sama. Setiap butiran-butiran tasbih adalah gambaran dari setiap langkah-langkah kita, satu persatu kita lewati. Saat jari jemari kita bermain di atas butiran-butiran tasbih, perlu adanya sebuah kesabaran, kepasrahan dan keteguhan hati untuk bisa mencapai akhir dari sebuah renungan dzikir.

Monday, September 7, 2009

manajemen jiwa 2

ibaratnya hati adalah raja dalam tubuh kita, pikiran adalah hakim sekaligus panglima, dan organ-organ tubuh lainnya adalah rakyat yang selalu setia dan tunduk sepenuhnya pada keputusan hakim (pikiran) dan rajanya (hati).

hati menginginkan sesuatu, pikiran yang memutuskan baik dan tidaknya. jika hati seseorang telah penuh dengan hal yang buruk (rusak), maka rusak lah semuanya. jika hati seseorang itu baik, maka baik lah semuanya.

pun begitu dengan pikiran. Ia selalu menuruti apa kata rajanya (hati). hanya, perannya lebih penting daripada organ-organ tubuh lainnya. peran yang ia jalankan adalah menimbang keinginan rajanya. namun jika "keinginan" rajanya (nafsu) itu lebih kuat, maka tunduk lah ia pada apa yang diinginkan oleh rajanya (hati).

mungkin salah satu dari kita pernah membaca buku-buku filsafat yang menyatakan bahwa filosofis-filosofis terdahulu (era yunani kuno-red.) telah menuhankan akal dari pemikiran-pemikiran mereka, mungkin ada benarnya karena pada saat itu pedoman pemikiran mereka bukanlah pada SANG KHALIQ melainkan sebuah rasionalitas. tapi pernyataan menuhankan akal itulah yang salah, karena apa yang mereka dapatkan dari pemikiran mereka sesungguhnya hati mereka lah yang bergerak terlebih dahulu. hati menyuruh akal untuk memikirkan sesuatu yang dikehendaki oleh hati yang selanjutnya berbuah menjadi suatu pemikiran.

suatu pemikiran tidak akan pernah ada tanpa di dahului oleh "keinginan" untuk memikirkan sesuatu, sedangkan keinginan itu sendiri adalah salah satu penduduk (rakyat) dari hati. dari sini mungkin kita bisa mengatakan bahwa...
Hati adalah tangisan
Hati adalah senyuman,
Hati adalah tingkah laku..
Hati adalah awal dari kebaikan dan keburukan.